TAKJUB DAN
TERINSPIRASI
(Pemikiran
Lulusan SMP Tentang Swasembada Pangan Dan Juga Rsa Kepedulian)
Malam semakin larut dan mata sudah mulai
harus distirahatkan dengan tidur yang lelap. Tetapi tangan tak sengaja membuka
video di you tube tentang sosok yang trendi dan nyentrik yang dulu pernah
dipercaya oleh pemerintah Joko Widodo menjabat menteri kelautan. Sosok yang
nyentrik ini tidak perlu bergaya ala pejabat sekarang, tetapi dalam otaknya
adalah bekerja dan terus bekerja demi menjaga martabat bangsa melaluhi zona
kelutan dan siapa lagi kalau bukan Susi Pujiastutik. Dalam pembicaraan di salah
satu acara yang digelar oleh najwa shihab yaitu narasi, susi telah memberikan
buah pikirannya tentang cara mengatasi masalah pelik gizi yang diserita oleh
anak bangsa tanpa melaluhi sector pertanian. Dia memberikan contoh tentang
hasil laut yang dapat mengatasi kekurangan gizi anak-anak Indonesia seperti
sekarang ini.
Laut kita kaya jika dibandingkan dengan sektor
pertanian yang tanpa modal untuk
mendapatkannya kecuali mesin pendorong perahu atau kapal, jaring dan kail. Selebihnya
tidak ada. Sementara jika dibandingkan dengan pertanian kita masih butuh
alat-alat yang ribet dan benih yang unggul. Terkadang untuk mengimplentasikan
dan merealisasikan pertanian butuh bakar lahan gambut yang mengakibatka asap
tebal dan mengggu pernapasan seperti dari tahun ke tahun dan bahkan Negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan bahkan Australia pun terkadang terkenaimbasnya.
Kekayaan ikan dilaut sangat banyak protein dan Omeganya. Dua komponen ini
diantaranya sanggup membuat generas muda cerdas dengan pertumbhan cepat di otak
anak-anak kita. Mempersiapkan generasi cerdas dan berkemampuan tinggi juga
terampil karena kecepatan otak meresponsesuatu dari lingkungannya secar akurat.
Puji Astuti juga menyarankan pada kita
masyarakat Indonesia untuk segera pergi ke laut menangkap ikan yang memang
dibutuhkan secara bebas untuk mengambilnya dengan masih menjaga ekosistem di
laut agar terhindar dari kehancuran yang akan merugikan bagi anak cucu kita. Saat
dia menjadi menteri kelautan juga menyarankan kepada pelaut untuk tidak
mengambil ikan yang lagi bunting, sebagai contoh Lobster. Jika harga satu
lobster dewasa berkisar Rp 250k saat itu, maka jika lobster bunting juga
dihargai yang sama, maka kita akan rugi ratusan juta per lobster hamil. Menurut
penelitian bahwa ikan lobster hamil mengandung telur sebanyak 6000 butir telu
diperut lobster tersebut. Jika menetas sekitar 5000 telur dan ditunggu hingga 3
bulan maka kita akan panen lobster 5000 dewasa. Apabia lobster ini di harga per
ekornya adalah Rp 250k maka bisa kita kalikan 250.000 x 5000 = Rp. 1.250.000.000,
masya Allah besar sekali angka tersebut. Pantesan susi pujiastuti marah besar
dan mengancam akan mengambil perahu sumbangan belau juga perangkat-perangkat ya
ng lainnya. Kalau hasil tambang bumi jika kita mabil secara simultan dan continue
maka suatu saat akan habis. Namun tidak dengan hasil laut yang secra
terus-menerus pun jika kita ambil tidak akan habis apabila karang dan
ekosistemnya kita jaga secara sadar diri. Kedaulatannya melaluhi kekuatan Negara
agar tidak dicuri pelaut asing juga kita tegakkan dengan tidak mempolitisasi
laut. Ingat laut ini adalah masa depan anak cucu kita. Untuk meningkatkan
kecerdasan otak dibutuhkan protein yang banay juga omega tinggi. Semuanya itu
di dapatkan dari ikan laut dan air tawar. Protein dan juga omega bisa
meningkatkan kecerdasan tak 90% bakan bisa 100% diatas nilai rata-rata.
Mari kita bandingkan antara hasil
tangkapan ikan di laut dengan hasil pertanian kita. Protein tidak didapatkan
ari beras, tetapi protein didapatkan dari ikan yaitu sungai dan lautan. Daripada
TNI dibawah kesawah untuk tanam pangan, lebih baik TNI dbawah ke laut untuk
tangkap ikan. Tidak perlu tanam, tidak perlu bibit, tidak perlu urea dan juga
tidak perlu merusak gambut. Jika sumber laut yaitu ikan jika diangkat dari laut
itu adalah “a cast”. Semurah-murahnya
ikan ruca masih dapat sekilo beras, satu
lobster dapat 30 kg beras, satu kilo bawal puti yang besar-besar dapat 50
kg beras, satu kilo ikan napoleon dapat
1 kwintal beras. Jika kita bicara ketahanan pangan tidak harus bercocok tanam,
tetapi sekarang lebih unggul pergi ke laut dan menangkap ikan. Karbo membuat
badan terasa lemas dan mudah ngantuk, tetapi protein dan omega membuat IQU kita
menjadi cepat.
Menjaga lingkungan laut dari sampah
terutama plastik. Karena sampah plastic sangat berbaya bagi kelangsungan
perkembangbiakan ekosistem laut terutama ikan. Menurut Susi Pujiastuti bahwa
Indonesia penyumbang sampah plastic nomer dua di dunia. Untuk mempertahankan
ekosistem laut agar tetap terjaga maka diperlukan langkah-langakah sebagai
berikut: (1) Hindari pemakaian plastic satu kali pakai dan juga hindari sampah plastic,
(2) Tingkatkan rasa peduli terhadap laut, peduli ini bisa bermacam-macam
bentuk. Peduli dengan kependidikan, peduli dengan cinta kasih saying. Sepenggal
kalimat yang membuat penulis sedikit tertegun dan gemetar adalah pernyataan
beliau di HUT RI ke 75 tentang kepedulian adalah menyoroti pembelajaran dari
rumah (BDR). Bahwa masih banyak anak-anak yang belum mempunya tools atau alat
seperti HP, Ipad dan lain sebagainya. Jika kita mau peduli dengan gerakan
sumbangkan Hp ke meraka yang belum mempunyai HP, maka BDR tidak akan menjadi
kendala. Di Jakarta dan kota besar lainnya masih banyak anak-anak mempunya HP
lebih dari 2 buah. Apakah HP tersebut akan on dengan “a time together”. Tentu jawabannya tidak, dan oleh karena itu
momen seperti sekarang ini memeperingati hari kemerdekaan Indonesia seharusnya
kita juga bisa berbagi kemerdekaan antar sahabat dan juga tetangga yang belum
bisa BDR karena tidak mempnyai HP atau Ipad.
#salammastersay
0 komentar:
Posting Komentar