Link : https://www.youtube.com/watch?v=VfCHFCq1nJs
Penulis : SAIFUL ARIF
Penyuluh Anti Korupsi
FPAK GTK RI MADRASAH
JAWA TIMUR Penyuluh Anti Korupsi
Sikap
kesatria dan berani mengakui sebuah kesalahan adalah wujud pribadi yang
berintegritas. Dia bernama Nanda Eboy putra tunggal dari Bapak Hidayat ketua RW
04 Burangrang Kecamatan Lengkong. Film garapan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) sebagai Produser Ekskutif juga diproduksi oleh Iqbal Alfajri dengan
penulis naskah Aisyah Amirah Nasution dengan sutradara Destri Tsurayya
Istiqomah meberikan pelajaran bagi kita semua tentang pentingnyasebuah AMANAH dari masyarakat sebagai pemimpin
juga panutan warga.
Suatu
hari eboy sedang asyik nongkrong di depan sekolah bersama 3 orang temannya.
Salah satu temannya eboy adalah indra. Mereka sedang asyik menikmati permainan
game di smartphone yang mereka punya. Sementara Eboy hanya mempunyai HP jadul
tidak berteknologi android. Melihat indra main game rupanya Eboy ingin dan
tertarik untuk mencoba permainan tersebut. Dia memberanikan diri untuk meminjam
ke Indra yang duduk bersebelahan. Tapi Indra menolaknya dan tidak mau
meminjamkan HP smart-nya tersebut. Tiba-tiba teman-temannya mengejek agar dia
membeli HP seperti punya mereka. Dengan sedikit dongkol Eboy menjwab “Iya sebentar lagi mau dibelikan sama Ibu”
kata Eboy menimpali ejeken mereka.
Tiba-tiba
telpon bordering keras, rupanya HP Eboy ada panggilan masuk. Tanpa nunggu lama
Eboy merogoh kantong celananya untuk segera menjawab panggilan tersebut.
Rupanya sang Ibu yang memanggilnya agar segera mungkin Eboy pulang. Dengan
pamitan 2 kali pada teman-temannya Eboy bergegas menuju rumah dengan jalan kaki
menyusuri jalan trotoar disepanjang jalan. Dalam perjalanan dia melihat seorang
ibu bersama anak laki-lakinya yang sedang asyik memegang HP smartphone yang
baru di beli di counter HP belakangnya. Sang ibu bertanya pada anak tersebut
apakah HP smartphone-nya sudah ada aplikasi gamenya? Sang anak menjawab “sudah Bu”. Eboy hanya melihat dengan
perasaan pingin memiliki dan membayangkan bisa main game bersama
teman-temannya.
Eboy
terus melangkah pulang. Sesampai dirumah dia mengucapkan salam sama Ibunya yang
kebetulan jualan lotek di depan rumahnya. Eboy bertanya pada ibunya “Kapan Eboy dibelikan HP smartphone bu?”
kata Eboy memelas. Ibunya menjawab dengan muka sedih dan kasihan melihat
keinginan anaknya “Kamu tanyakan sama
Bapakmu!” Eboy menjawab”sama saja
jika Tanya sama ayah”. Eboy meninggalkn ibunya dan mau msuk lewat depan,
namun ibunya menahan karena ada tamu. Rupanya tamu tersebut adalah bapak RW
lama yang menyerahkan dokumen RW ke Pak Hidayat selaku RW yang baru. Sambil
mengendap-endap Eboy melihat Hpsmartphone di atas meja ruang tamu. Perasaannya
senang membayangkan akan bisa bermain game di HP tersebut. Lalu dia begegas
lewat pintu samping dan segera dudukdimeja makan. Sambil pura-pura mau
mengambil makanan sang ayah bertanya “baru
datang ya boy”. Pak Hidayat mengenalkan HP barunya yang merupakan HP dinas
dari warga RW pada beliau untuk dipergunakan sebagai kerja dinas jika ingin
berkomunikasi dengan warga. Maklum penyerahan dokumen dari RW lama adalh berupa
dokumen catatn warga, kunci mobil ambulan untuk melayani kesehatan warganya dan
HP smartphone yang digunakan berkomukasi dengan warga jika ada keadaan darurat.
Bahkan HP tersebut telah diisi kuota internet.
Melihat
hal tersebut Eboy ingin memijam sebentar untuk permainan game, tetapi lagi-lagi
sang ayah menolaknya karena ini dalah HP manah. Bahkan sang ayah menjelaskan
apa itu artinya amanah yaitu di-per-ca-ya. Jika kamu gunakan HP ini untuk
kepentingan pribadi maka sama saja saya melanggar amanah tersebut. Rupanya sang
ayah belum bisa mengoperasikan Hp smartphone-nya dan meminta samaEboy untuk
mengajarkan bagaimana cara membuka dan menggunaka aplikasi whatsApp tersebut.
Tentu saja Eboy tertawa dan segera mengajarkan sang ayah tentang
caramenggunakan WA. Namun belum sampaai selesi sang ibubeteriak pada Pak
Hidayat untuk membetulkan antenna TV karena gambarnya buram. Sang ayah pun
segera berlari menuju antenna yang dimaksud.
Kesempatan
tersebut dimana sang ayah pergi membetulkan antenna TV, sementara HP-nya
ditinggal. Tanpa menunggu lama jari jemari mungil anak SMP tersebut segera
menuju kolom browsing mencari game yang dimaksud. Setelah menemukan aplikasi
Game yang dimaksud segera Eboy mencari tempat untuk bermain Game yaitu
dibelakang rumah di bawah air tendon. Sang ayah yang selesai membenai antenna
TV, mencari Eboy kesana dan kemari namun belum jug ditemukan. Ke kamar bahkan
ke ruang koridor rumah pun juga belum ditemukan. Akirnya Pak Hidayat melangkah
menuju samping rumah. Setelah membuka pintu betapa terkejutnya dia melihat Eboy
sedang asyik main Game menggunakan HP dinas ayahnya. Sang ayah marah dan
menasehati Eboy bahwa ada rasa malu jika Nanda Eboy melakukan perbuatan tercela
seperti ini.
Suatu
hari sang ayah inta di ajari cara menemukan pesan di WA-nya. Namun kata sang
ayah kok tidak ada pesan samasekali, padahal sebelumnya banyak pesan. Tanpa
ragu Eboy mengambil HP sang ayah dan membuka salah satu sms yang masuk dan
disuruh membukanya. Ternyata isinya menjelaskan jika kuotanya habis. Sang ayah
juga bingung “ini maksudnya apa?”
kata sang ayah tidak mengerti. Lalu Eboy menjelaskan jka kuota internet sudah
habis. Sang ayah bertanya “kok bisa
habis?” Eboy menjelaskan lagi pada sang ayah jika kuota habis karena buat
main game tadi. Belumselesai penjelasannya Eboy tiba-tiba ibu berteriak dan
mengbarkan jika ada RW sebelah mau pinjam ambulan untuk digunakan mengantar
orang sakit. Namun dia juga mengatakan kalau HP sang ayah susah dihubungi.
Pak
hidayat pun segera berlari mengambil kunci untuk segera menyerahkan ke RW
sebelah. Sebelum meninggalkan Eboy, Pak Hidayat berkata pada eboy yang masih
berdiri dan merasa bersalah terhadap warga tentang kelakuannya tersebut, “Saya tunggu kamu nanti di masjid”.
Selang beberapa saat kemudian Eboy ke dalam masjid dan sudah di depan
microphone membawa secarcik kertas yang berisi kalimat perminta ma’afan kepada
RW 04 jika dia telah menggunakan HP dinas ayahnya untuk kepentingan pribadinya.
Dia juga berjanji akan mengembalikan juga membelikan kuota yang dihabiskan
tersebut. Sontak seluruh warga mendengar pernyataan Eboy, dan warga merasa
bangga dengan sikap kesatria.
AYO……GERAKAN MENTAL >>>
Sikap
berani mengakui kesalahan yang diperbuat kini sudah pudar. Orang lebih senang
mencari kambing hitam demi menutupi perbuatan salahnya. Namun, tidak seperti
Nanda Eboy yang berani mengakui keslahannya. Namun tindakan yang menggunakan
fasilitas umum untuk kesenngannya tentu bukan sifat yang terpuji sekaligus
sikap tercela. Apa pun dan bagaimanapun tidak semestinya para pejabat dan
keluarganya menggukan fasilitas Negara atau titipan yang merupakan amanah
rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar