Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih
  • Rasa Peduli pada semua Makhluk

    Negara dan masyarakat akan sangatterjaga eksistensinya sebagai kholifah di dunia jika masing-masing individu mempunyai sikap peduli yang tinggi...

  • Berani Jujur Hebat

    Kejujuran adalah harta yang tak ternilai harganya, mahal dan istimewa . Sehingga tidak banyak orang yang memilikinya...

  • Fokus Pada Sasaran

    Untuk memperoleh hasil maksimal kita harus benar-benar focus pada satu tujuan tanpa sebuah keraguan – smart warta ilmu, cerdas berintegritas...

PERTARUNGAN GATUT KACA Vs ANTAREJA

(Fitnah dalam Keluarga Pendawa)

 

SAIFUL ARIF

Praktisi Pendidikan & Pendidik





Diceritakan dalam dunia wewayangan tentang asal usul kejadian perang saudara di keluarga Pendawa yang terjadi yaitu antara Gatut Kaca melawan Antareja. Sebenarnya keduanya adalah putra dari Bima atau Wekudara satu dari anggota Pendawa. Awal kisahnya dimulai dari terbubuhnya Dewei Sembrada istri yang lain dari Arjuna oleh Burisrawa di taman kerajaan. Burisrawa yang sudah beristri, namun masih saja menyukai istri Arjuna yang cantik rupawan. Waktu itu di taman tidak ada pengawalan yang ketat seperti biasanya. Melihat situasi menguntungkan yaitu Dewi Sembrada yang lagi sendirian maka Burisrawa mendekat serta merayunya. Namun niat itu ditolak oleh Dewi Sembrada. Dengan marah Buriswa menghunuskan keris untuk menakut-nakuti sang Dewi Sembrada. Namun niatnya yang hanya untuk menakut-nakuti tersebut membuat petaka bagi dewi Sembrada bergerak maju dan tertusuk  keris ke badannya. Tentu saja Burisrawa terkejut melihat kenyatan tersebut. Segera dia bersembunyi di dalam taman karena dianggapnya situasi tersebut tidak menguntungkannya.

Srikandi yang saat itu berjaga telah mendengar raungan suara dewi Sembrada dari balik taman. Segera dia bergerak untuk melihat situasi di dalam taman. Betapa terkejutnya Srikandi melihat tubuh Sembrada yang tergeletak bersimbah darah. Mata Srikandi melirik ke tengah taman untuk mencari siapa pelakunya. Sementara Burisrawa yang sembunyi di balik pohon tanpa dia sadari menginjak ranting kering hingga bunyinya didengar oleh Srikandi. Srikandi pun mengarahkan panahnya ke arah pohon tersebut. Dengan kecepatan bergerak Burisrawa meloncat ke samping hingga lolos dari hujaman anak panah Srikandi. Jasad dewi Sembrada pun dibawah keistana dan dihadapkan pada para Pendawa yaitu Arjuna, Bima, Yudistira, Nakula, Sadewa dan Dewi Srikandi. Hati Arjuna sangat terpukul sekali hingga memerintahkan untuk mencari siapa pembunuhnya. Mereka menyebar ke segala penjuru, namun tidak diketemukan juga pembunuh Sembrada.

Akhirnya mereka mendatangkan dewa Kresna untuk meminta saran dan masukan tentang kejadian tersebut. Hasil kesepakatannya yaitu menaruh jasad Sembrada ke dalam perahu untuk di larungkan ke Sungai Gangga. Siapa saja yang menghentikan dan membawa jasad Sembrada, dialah pembunuhnya. Maka rencana itu pun dilakukan dan disepakati oleh para Pendawa. Saat yang bersamaan juga, Gatut kaca diperintahkan oleh dewa Kresna terbang mengawasi laju jasad Sembrada di Sungai gangga tersebut. Tanpa menunggu lama Gatut Kaca pun terbang dan melakukan pengawasan dari angkasa pada jasad tersebut.

Dilain tempat, rupanya Antareja sedang melakukan perjalanan di dalam air untuk mencari siapa ayah dirinya. Perjalanan yang melelahkan dan sangat jauh sekali, kemudian dikhiri naik ke permukaan air. Tanpa dia sadari ternyata sudah berada dipermukaan sungai Gangga. Dia melihat dari kejauhan benda yang aneh meluncur ke arahnya. Dengan kekuatan berenang, dia menuju ke benda yang dimaksud. Betapa terkejutnya ternyata isi dari perahu tersebut adalah jasad seorang perempuan yang meninggal. Maksudnya dia ingin menolong jasad tersebut. Tetapi dari angkasa Gatut Kaca sudah melihat kejadian tersebut hingga dia langsung melesat turun menyerang Antareja. Naluri kesatrianya merasakan jika ada serangan dari udara. Perkelaihan pun tidak bisa dihindarkan dan berlangsung sengit. Tidak ada yang kalah atau pun yang menang dalam pertarungan tersebut. Dewa Kresna turun untuk melerai keduanya. Lalu dewa Kresna pun mengatakan jika mereka berdua adalah saudara dari ayah yang Bernama Werkudara atau Bima. Mereka sadar dan saling memafkan satu denan lainnya. Antareja kemudian mendekati jasad Sembrada memberikan air suci ke tubuhnya hingga dengan izin yang maha kuasa dewi Sembrada pun hidup kembali. Sembrada menceritakan jika meninggalnya karena ingin menjaga harga diri dari bujukan Burisrawa untuk diajak selingkuh. Sebrada menghujamkan keris Burisrawa ke perutnya hingga tewas.

Kehadiran Antareja ditengah-tengah keluarga Pendawa telah memberikan kebahagiaan yang baru, demikian pula sebaliknya dengan Antareja. Perjalananya mencari sang ayah kini telah berakhir pula. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, mengingat dia harus mencari pembunuh Sembrada. Dengan ajian yang dimiliki Antareja yaitu merubah diri menjadi Sembrada akan mudah mencari Bursirawa nantinya. Perjalan pun di lanjutkan dengan ajian amblas bumi yang menjadi andalannya.

Ksah tersebut sangat inspiratif dan penuh filosofi pemahaman hidup. Oleh sebab itu kita diharuskan bijak dalam mengartikan serta menghayati maksud isi ceritanya. Masih sangat kami sadari jika tidak semua orang mampu melakukan semua itu terlebih mereka yang tidak menyukai membaca, lebih-lebih menonton wayang yang dianggap menjenuhkan. Silahkan anda tafsiri bagaimana akhir dari cerita petualangan Antareja mencari pembunuh sang bibinya? Apakah berakhir dengan pembunuhan sebab karena dendam, atau memaafkan saja agar masalah cepat selesai. Wassalam…




KORUPSI BUKAN JALAN PINTAS! BENARKAH????

(Menelusuri Lorong Gelap Korupsi dari perspektif Regulasi dan Cerita Rakyat)

 

SAIFUL ARIF

Praktisi Pendidikan & PAKSI


Apabila dirangkum secara komprehensip, pengertian korupsi menurut UU No.31 Tahun 1999 adalah tindakan penyelewengan kekuasaan demi keuntungan pribadi atau korporasi. Keuntungan yang dimaksud ini lebih mengarah pada hal-hal yang sifatnya material, seperti uang atau sejenisnya. Untuk menyimpulkan apakah suatu perbuatan termasuk korupsi menurut UU No. 31 tahun 1999, harus memenuhi unsur-unsur yaitu (1) Setiap orang atau korporasi; (2) Melawan hukum (3) Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi (4) Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Kata inti pada definisi yang dimaksud adalah merugikan negara dan perkembangan ekonomi. Agar lebih konkrit maksud definisi tersebut, saya akan mencoba merelasikan dengan beberapa kasus yang massive terjadi dimasyarakat.

Perspektif agama, apa pun alasannya tipikor adalah perbuatan salah dan akan mendapatkan dosa. Saya yakin semua sependapat dan setuju dengan kalimat ini. Faktor dominannya adalah kurangnya atau rendahnya nilai keimanan seseorang pada zat yang serba Maha yaitu Allah SWT. Dengan minimnya keimanan seseorang maka hati menjadi tertutup dan buta dari nilai kebenaran. Segala tindakannya tentu akan diluar nalar sehat dengan melanggar aturan baku atau regulasi yang telah ditetapkan bersama. Selain definisi korupsi di atas, maka ada definisi lainnya jika korupsi itu adalah busuk dan kejahatan yang luar biasa atau extraordinary crime. Mereka yang tersandung kasus korupsi adalah yang tak mampu menahan gemerlapnya dunia (pangkat, jabatan, harta, dan Wanita). Semua itu sudah menjadi kesepahaman kita sebagai umat yang beragama bahwa semua itu adalah “FITNAH”. Sekiranya kita mau jujur pada diri sendiri adalah “bukan bahagia yang mendatangkan rasa Syukur pada Allah SWT, tetapi bersyukurlah yang akan mendatangkan kebahagiaan tersebut”. Tidak semua orang mampu dan mau untuk melakukannya agar tak tersandung pada perbuatan melawan hukum.

Perspektif Masyarakat, semua juga tahu jika mencuri, berbohong dan tidak bertanggung jawab adalah perbuatan yang menciderai norma susila masyarakat. Norma ini sudah ada sejak manusia itu berkoloni atau berkelompok saat itu. Kesepakatan aturan yang akan melindungi manusia yang lainnya adalah bentuk baku sebuah relaitas kode etik yang dibangun secara bersama-sama. Tujuannya sangat jelas untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi koloni tersebut. Andai saja dibumi ini tidak ada agama, maka perbuatan mencuri dan berbohong adalah prilaku salah. Lalu apa lagi yang mesti kita tutup tutupi dari persoalan korupsi dengan membuat ambigu jika hal tersebut bukan termasuk penyimpangan dengan mencari jalan pintas? Sikap munafik.

Kita telusuri lorong gelapnya sekarang…!!!!!

Seorang pegawai/ karyawan/ guru/ dosen dan lain-lain baik statunya swasta atau negeri akan berangkat kerja mulai pukul 07.00 WIB – 15.00 WIB. Tiba-tiba seorang dari mereka masuk pukul 08.00 WIB di instansinya tersebut. Rentang antara pukul 07.00 WIB ke 08.00 WIB adalah satu jam. Sementara yang lainnya dimulai pukul 07.00 WIB! Kalimat apa yang pantas disematkan pada orang tersebut? Tak lain adalah korupsi waktu yang intinya dia melakukan lompatan-lompatan untuk mengejar lainnya agar terkesan sama. Lompatan itu adalah sinonim dari mencari jalan pintas. Enak dong…!!! Sudah tidak perlu capek-capek mengantriya bukan.

Tukang becak setiap hari mencari nafkah dengan kondisi alam yang sangat tidak bersahabat hanya ingin mencari uang demi membangun teras rumahnya. Upaya dan tenaga dia kerahkan dengan mengayuh becaknya di siang saat matahari terik dan panas dahaga. Dalam waktu 5 bulan sang tukang becak pun mampu mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan seperti pasir, batu bata, kayu, besi cor, konsumsi dan upah pekerjanya dari jerih payahnya. Keinginan itu pun terwujut karena dia mampu komitmen dan bekerja keras untuk selalu mencari recehan uang demi sebuah impian. Waktu yang ditempu cukup lama yaitu 5 bulan lamanya dan kini harapan menjadi kenyataan. Sementara seorang perangkat desa ingin membangun rumahnya agar kelihatan lebih elegan dimata masyarakat saat itu. Namun upaya untuk mengumpulkan biaya pembangunan dia dapatkan dari markup/markdown data iembangunan infra structural di desa tersebut. Spektasi yang diinginkan dari semen Gresik dengan harga per satuan Rp 58.000. tetapi dilakukan markdown ke semen singa merah dengan harga Rp 44.000. tentu ada selisih harga yang dia dapatkan yaitu Rp 14.000 per saknya. Bagaimana jika Pembangunan tersebut membutuhkan 150 sak? Terbayang bukan kerugian negara berapa dan juga menghambat laju ekonomi di desa tersebut. Karena memang infra struktur itu digunakan untuk lalu lintas angkut hasil pertanian. Akhir cerita perangkat desa tersebut mampu membangun rumahnya dalam waktu kurang dari sebulan karena begitu mudahnya mengumpulkan uang dengan melakukan tipikor. Waktu tempuh bagi tukang becak 5 bulan sementara peangkat kuarang sebualan! Kalimat apa yang pantas disematkan pada kasus tersebut kalau bukan mencari jalan pintas.

Seorang oknum HUMAS polisi disektoral devisi pelayanan masyarakat yaitu penerbitan surat izin mengemudi (SIM) menerima kasus suap oleh oknum calo. Dalam pemberkasan untuk mendapatkan SIM, memang ribet sekali. Mulai dari tes Kesehatan, ujian tulis, ujian praktek dengan lintasan seperti angka 8 menambah deretan derita tersebut. Namun Sebagian Masyarakat kecil yang tak mempunyai uang mengikuti tahapan-tahapan tersebut dengan sabar. Bahkan mereka pun mengulang ujianya sampai 3 kali berturut-turut. Tiba-tiba ada seorang calo membawa berkas seseorang tanpa melaluhi tahapan-tahapan yang tersebut di atas dengan memberikan administrasi sebesar Rp 700.000 untuk SIM C. sehari kemudian pun pihak calo sudah mengantongi SIM dari oknum terebut tanpa ada kendala ujian berikutnya. Mengapa??? Karena sang calo telah melakukan “SUAP” pada bagian administrasi kepolisian tersebut dengan membagi merata unag RP 700.000. Mari kita telaah lebih mendalam lagi. Masyarakat yang tidak mempunyai uang melakukan tahapan-tahapan yang jumalah pekannya sudah tak bisa dihitung lagi. Tetapi sang calao hanya cukup sehari saja sudah mengantongi SIM yang dimaksud. Lalu kalimat apa lagi yang pantas disematkan pada kasus ini kalau bukan mencari jalan pintas????. Silahkan cari contoh real yang lainnya dan silahkan pula saudara mengartikan sendiri.

Jika seorang peneliti ilmu pengetahuan, apakah itu sekripsi, thesis dan disertasi, tentu akan menggunakan dugaan awal sebagai teori dasar hipotesis dengan angka signifikan mulai dari 1%, 5% dan 10%. Rujukan angka signifikasi tersebut sebagai fondasi peelitian kita memang tidak mungkin benar 100%. Tetapi nilai kepercayaan lainnya 98% adalah bentuk landasan teori secara umum yang bisa diterima kebenarannya. Sekarang bagaimana jika dibalik angka signifikan tersebut nilai kepercayaan 98%  dianggap sebagain masyarakat adalah salah, sementara 2% dianggap landasan teori yang benar? Maka apakah penelitian tersebut bisa dipertanggung jawabkan?. Tentu tidak sama sekali. Kita juga tdak akan mengatakan jika dalam satu karung beras terdapat pasir satu genggap, lalu kita menyimpilkan bahwa isi karung tersebut adalah pasir. Disini kemudian kita dituntut memahami sebauh diksi yang bersifat ambigu dengan sebuah regulasi dan contoh konkrit di masyrakat. Semoga membantu dan menisnpirasi sebagai kado HAKORDIA 2023. 



BERAWAL DARI KEKECEWAAN



Indonesia sudah merdeka dari cengkeraman bangsa lain termasuk Belanda dan Jepang. Jiwa dan raga banyak dipertaruhkan untuk meraih kemerdekaan itu. Perjalanan negeri ini tidak semulus jalan TOL yang terbentang Panjang di trans Papua juga diwilayah Jawa. Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta adalah satu bentuk kekecewaan bangsa Indonesia terhadap pengkhianatan Belanda terhadap sebuah perjanjian. Agresi Militer Belanda II merupakan serangan militer yang dilancarkan oleh Belanda pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta.  Tujuan dari Agresi Militer Belanda II adalah: Menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara, Menguasai ibu kota sementara Indonesia yaitu Yogyakarta dan Menangkap para pemimpin pemerintahan Indonesia. Agresi Militer Belanda II atau yang juga disebut Operasi Kraai (Operasi Gagak) adalah serangan militer Belanda terhadap Indonesia secara de facto pada Desember 1948.  Belanda tetap bersikeras untuk menguasai Indonesia.  Sebelumnya, Indonesia dan Belanda sudah menyepakati suatu perjanjian bernama Perjanjian Renville, 17 Januari 1948. Namun, Belanda MELANGGAR PERJANJIAN Renville tersebut.

Sepintas dalam sejarah tersebut seperti biasa-biasa saja jika hanya dibaca tanpa ada perenungan mereka-mereka yang terlibat suasana perang dan mencekam. Sosok pemuda Makasar dari Sulawesi Selatan dari Lasolo pemberani dan berkepribadian yaitu KAHAR MUDZAKAR. Pemuda ini turut berjuang dalam pembebasan negeri dari cengkeraman Belanda dan bergabung dengan Tentara Indonesia. Bahkan Kahar Mudzakar juga mampu menerobos barisan tantara Jepang di lapangan Ikada dengan membawa pedang mengantar Bung Karno untuk pidato saat itu. Keberanian pemuda itu yang menjadikan dia anak mas di mata presiden. Sontak jajaran pejabat kepresidenan saat itu terkejut karena melihat anak baru sudah mendapatkan tempat istimewa di samping presiden. Kahar yang masuk dikesatuan Resimen Pasukan Angkatan Darat (RPKAD) yang sekarang berubah secara numenklatur menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASUS). Watak pemimpin sosok Kahar Mudzakar sudah dibentuk mulai dari kecil menunjukan bakat kepemimpinan. Setiap terjadi kekacuan di Indonesia, Kahar Mudzakar sering mendapatkan mandat dari presiden untuk menyelesaikan. Bersama para relawan dan sahabatnya, dia bergerilya masuk hutan ke luar hutan dan turun atau naik gunung dia laluhi untuk menumpas para perusuh negara termasuk tantara Belanda dan Jepang.

Setelah kahar berhasil menumpas para perusuh negara tersebut, dia diangkat pangkatnya menjadi Letnan Kolonel di jajaran Tentara Nasional Indonesia atau Overste saat itu. Dengan kenyataan itu kahar kemudian mengusulkan pada pimpinan tentara agar semua teman gerilyanya yang ikut andil dalam berperang membebaskan negara ini juga diangkat menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Sementara kelompok Andi Azis dilantik menjadi anggota APRIS 19 Maret 1950 dan Andi Aziz mendapatkan kenaikan pangkat dari Letnan I ke Kapten. Padahal setelah pelantikan tersebut dia Bersama kelompoknya menyerang pos-pos APRIS. Gerakan Andi Azis pun juga melukai hati tentara saat itu apalagi beberapa toko APRIS ditangkapnya seperti Letkol Mokoginta. Ternyata jumlah para gerilya dan sahabat dari Kahar Mudzakar ini tak satu pun disetujui oleh pimpinan tentara. Bahkan dia juga menawarkan pada pemerintah untuk menjadikan para gerilyawan ini menjadi Corp Cadangan Nasional (CCN). Namun sekali-kali gagal diusulan para gerilya ini. Di sinilah awal kekecewaan dia sebagai pejuang negara, mengapa hanya dia yang diangkat sementara sahabat sepejuangan tidak dilakukan juga. Akhirnya dia kembali ke tanah kelahirannya dengan menaruh serta mengembalikan pangkat serta bintang penghargaan pada pemerintah.

Kahar Mudzakar pun Menyusun strategi dengan membentuk paham khilafah yang menegakan ajaran Islam secara totalitas dengan kendaraan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Hingga Khar Mudzakar berani mengkritik ideologi Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dia mengatakan jika ketuhanan itu hanya bermotif politik saja untuk mengelabuhi rakyat. Melaluhi kementerian APRIS Jendral Jusuf maka diinstruksikan untuk segera menangkap Kahar Mudzakar hidup atau mati. Operasi besar-besaran dilakukan hingga lebih dari satu tahun. Akhirnya menjelang idul fitri dipagi hari Kahar Mudzakir tertembak 3 peluru seorang prajurit operasi ILI SADELI yang berhasil menewaskan Kahar. Ili ketika itu menjadi bagian dari personel Batalyon 330 yang dipimpin Danton Umar Sumarna. Dalam sebuah operasi, pasukan Umar Sumarna berhasil menangkap Ali Basya, salah seorang anak buah Kahar. Dari mulut Ali Basya, tempat persembunyian Kahar pun diketahui.

Masih ingat juga dengan sejarah Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) 1965 yang lalu. Saya sebagai penulis juga sangat tidak setuju dengan Gerakan ini yang selalu membuat propaganda melawan keutuhan NKRI dengan mengkhianati Pancasila sebagai idelogi negara. Tokoh yang memang menjadi sasaran pemerintah atau RPKAD yang dipimpin oleh Kodam V Brawijaya saat itu adalah Napsiah dan Kartini. Mereka melakukan ketakutan masyarakat dengan melakukan sabotase bersama-sama temannya di Partai Komunis Indonesia. Mereka ini melakukan Gerakan di Blitar selatan dan membangun pos-pos kekuatan berkoordinasi dengan daerah lain seperti Kediri, Tulungagung dan Malang Selatan. Sosok Napsiah dilahirkan oleh keluarga muslim yang sangat taat, tetapi dia kecebur dalam dunia kesesatan. Saya tidak melihat dia sebagai anggota gerwani, tetapi kekecewaan sosok Napsiah terhadap PKI yang telah menangkap ayah kandungnya yang dianggap telah membocorkan rahasia persembunyian PKI dan Gerwani pada RPKAD saat itu. Kemarahan besar oleh pimpinan Gerakan saat itu. Memerintahkan Napsiah untuk membunuh sang ayah dengan senapan yang sudah dia siapkan. Hati Napsiah menjerit sebagai anak yang telah diasuh juga dibesarkan sang ayah. Tetapi dia disuruh memilih untuk membunuh sang ayah. Perjuangan yang menurutnya adalah banyak sekali pengorbanan tidak dihargai sama sekali oleh pimpinan. Napsiah pun berontak dengan meminta pada sang pimpinan untuk segera menaggalkan senjatanya. Pilihan membela sang ayah yang telah mengantarkan dia pada kematian dengan ditembusnya beberapa peluru di punggung. Demikian nasib sang ayah juga meninggal diujung peluru Gerwani juga gerombolan PKI.

Kasus Kahar Mudzakar pun juga sama yaitu KECEWA. Dia pejuang sejati pembela tanah air hingga negara Indonesia Berdaulat atas kepemerintahannya. Tetapi Ketika jerih payahnya bersama para gerilya juga sahabat, meminta jasa kecil menurut mereka yaitu menjadikan kelompoknya menjadi Angkatan Pasukan Republik Indonesia Serikat pada pimpinan Tentara Nasional, DITOLAK. Jika melihat jauh ke belakang kisah Bupati Tuban masa kerajaan Majapahit tahun 1293 yaitu RONGGO LAWE asal sumenep. Dia abdi raja yang setia yaitu Prabu Wijaya. Bahkan Ronggo Lawe sempet meberikan hadiah 27 ekor kuda pada Raja Wijaya untuk digunakan perang melawan raja kediri yaitu Jayakatwang. Namun setelah selesai masa perjuangan hingga hutan pinggir sungai berantas disulap menjadi sebuah kerajaan besar bernama MOJOPAHIT. pembagian kekuasaan berjalan banyak konflik. Jabatan rakriyan patih adalah jabatan terpenting dan tertinggi di bawah raja diberikan pada senopati Nambi. Menurut Ronggo Lawe seharusnya diberikan pada pamannya yaitu Lembu Sora. Sebagai abdi pamannya mengingatkan agar dia minta maaf pada sang raja, namun usulan tersebut ditolak. Akhirnya sang prabu Wijaya memerintahkan Nambi, Kebo Anabrang juga Lembu Sora pergi ke Tuban untuk menghukum Ronggo Lawe. Pertempuran terjadi, singkat cerita Ronggo Lawe tewas dicekik Kebo Anabrang dan menghembuskan nafas terakhirnya. Melihat kenyataan itu paman Lembu Sora tak tega melihat keponakan mati dengan cara mengenaskan. Akhirnya dia menikamkan kerisnya ke badan Kebo Anabrang hingga dia tewas di derasnya sungai Tambak Beras. Inti cerita ini pun juga efek atau implikasi sebuah kekecewaan dari orang yang awalnya adalah pejuang dan pembela sang penguasa. Tetapi diujung cerita tentang ketidak adilan telah menghantarnya pada situasi kecewa dan diakhiri dengan KEMATIAN.

Terkadang saya juga kasihan pada mereka-mereka, juga tak mampu berpikir jernih menarasikan semua peristiwa dalam sejarah. Sikap kurang legowo dan tidak ikhlas dalam berjuang akan menggiring seseorang pada rana kekecewaan. Merasa diri paling berjasa dam berkorban jika dibnding dengan yang lainnya. Sebagai komparasi Andi Azis Vs Kahar Mudzakar. Suasana politik yang menggiring kebijakan dari pemerintah atau penguasa saat itu pada bentuk kepentingan. Adanya deal-deal yang kental mewarnai pengambilan kebijakan tersebut. Tentu ini faktor dominan hingga saat ini terjadi di era milenial. Maka hati-hatilah menjadi pemimpin yang jabatannya strategis dengan sebuah keputusan menyangkut hajat hidup orang banyak. Lebih dari 800 orang gerilya yang membantu perjuangan pemerintah dibawah komando Kahar Nudzakar. Jika saat itu pimpinan tantara meloloskan permintaan mereka, atau minimal menjadi CCN saja maka gejolak itu tak akan meluas. Jika saya boleh berasumsi bahwa DI/TII tidak mungkin terjadi seperti di Jawa Barat yang dipimpin olek Karto Suwiryo.

Mencoba memberikan catatan dalam rangka memperingati hari guru Nasional tanggal 25 november 2021 mendatang, mencoba sedikit membuka tabir rahasia perjuangan dari para tokoh yang dianggap musuh negara. Namun ada sisi lain dari mereka yang patut untuk dijadikan pedoman kita sebagai guru, untuk lebih obyektif dalam bersikap. PKI tetap harus diwaspadai mulai kejadian tahun 1948 hingga tahun 1965. Apa pun ajarannya tetap tidak bisa kita benarkan dengan argumen bagaimana pun. Tetapi pilihan Napsiah membela orang tua dengan spontan meninggalkan Gerwani adalah perbuatan mulia yang harus kita akui. Tugas guru tidak hanya mengajarkan pelajaran saja, tetapi tugas guru juga membuka cakrawala sejarah bangsa bagi anak-anak yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa datang. Sebagai guru sejarah seharusnya bangga dan semakin meningkatkan kompetensi dan wawasan pengetahuan sejarahnya baik melaluhi studi literasi atau studi lapangan.

Kekecewaan juga mungkin saja terjadi dilingkungan Lembaga Pendidikan. Banyak kebijakan kepala yang menurut mereka para pejuang sangat tidak populis dan terkesan sangat tidak berkeadilan. Mengangkat guru baru di jabatan strategis, namun tak berkompeten. Ini juga akan membuka celah kekecewaan pada mereka yang selalu berjuang demi masa depan Lembaga. Apalagi pimpinan Lembaga bagai kerbau ditusuk hidungnya, segala petuah Yayasan yang “TERKADANG” melanggar aturan pemerintah, disetujui tanpa berpikir hal ini akan menimbulkan ketidak adilan bagi yang lainnya. Alasannya sederhana yaitu “Wong aku takut dipecat, entar anak isteriku mau belanja pakai apa?”. Mungkin perlu banyak belajar dengan pribadi bapak Baharudin Lopa dan integritas seorang Ir. Soetami. Semoga momentum memperingati hari guru nasional ini dan juga harapan saya adalah belajar bersama-sama untuk merasakan betapa nikmatnya sehari nanti kita tidak melakukan perbuatan melanggar aturan. Mulai datang tidak terlambat, berada di kelas sesuai dengan pembagian jadwal, menegur siswa yang salah, bersih-bersih kelas yang kotor atau hanya sekedar membangunkan anak yang tertidur di kelas sampai dia tak mengantuk kembali. Hal kecil ini jika dilakukan secara ikhlas serta istiqomah, maka akan berdampak yang sangat luar biasa. Menjadi Lembaga lebih maju dan nyaman untuk digunakan sarana belajar siswa bersama-sama.


BELA NEGARA CERMINAN SIKAP BERANI

(Perjuangan Pendidik dan Penyuluh)

 

Penulis : Saiful Arif

PAKSI – JATIMPAK

PERGUNU – DEPARTEMEN LITBANG

Memberikan Pemahaman Integritas



Saya tertarik dengan materi yang disampaikan oleh nara sumber dalam acara “SOSIALISASI PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA DAN KARAKTER KEBANGSAAN” di sebuah kota yang sejuk dan dingin. Dalam paparannya, banyak memberikan contoh negara-negara lain tentang bagaimana sikap kenegaraan dan kecintaannya dalam membela negara. Memang ada benarnya apabila sikap bela negara harus dimulai dari rasa kecintaan pada negerinya. Seperti tragedy peperangan di negara Ukraina dan Rusia rupanya dijadikan role model bagaimana warganya diwajibkan militer usia 16 tahun ke atas. Ini membuktikan bahwa, betapa negara ini sangat membutuhkan kehadiran rakyatnya untuk membela tanah airnya dari ancaman musuh. Tetapi negara pun harus hadir saat masyarakat membutuhkannya. Kasus Langkah dan mahalnya minyak goreng rupanya menjadikan rakyat kecewa karena negara tidak hadir sebagai win win solution. Bagaimana mungkin bisa terjadi demikian jika negeri ini penghasil kelapa sawit terbesar di dunia namun minyak goreng di masyarakat menjadi Langkah dan mahal.

Namun, kali ini saya akan sedikit memperlebar makna bela negara secara komprehensip yaitu perjuangan pendidik dan penyuluh. Kita tahu tugas pokok pendidik adalah mengajarkan, mendidik, mengarahkan, melatih, mengevaluasi serta menilai peserta didik dalam proses belajar. Tugas murni sebagai pahlawan tanpa tanda jasa memang begitu mulia jika dipahami serta dijalankan sesuai definisi tersebut di atas. Definisi bela negara bagi saya adalah melakukan hal-hal yang bisa mengangkat derajat serta martabat bangsa agar bisa bersanding dengan negara lain menjadi lebih baik. Apakah dari sektor pendidikan, ekonomi, hukum serata karakter warganya. Mungkin masih belum sepenuhnya pendidik memahami semuanya tentang arti dalam makna sebenarnya membela tanah air. Dalam lagu hubbul wathon dijelaskan apabila cinta tanah air adalah bagian dari iman. Begitu banyak penekanan-penekanan kalimat tersebut untuk dipahami secara substansial agar kita menjadi warga yang peduli akan kelangsungan kehidupan bernegara.

Tugas guru dalam menghadapi siswa di kelas merupakan kesempatan yang baik untuk menyampaikan hal-hal yang mampu membangkitkan sikap cinta tanah air. Jangan sampai kasus seorang mahasiswa tidak hafal dengan sila-sila Pancasila. Miris dan memalukan sebagai masyarakat intelektual yang hidup di negeri tercinta dengan ideologi PANCASILA namun tak memahami kandungan yang ada di dalamnya. Kekhawatiran kita sebagai guru atau pendidik adalah suburnya sikap intoleran pada orang lain yang berbeda pendapat. Sikap ini berawal karena siswa tidak pernah mendapatkan pengajaran tentang bagaimana cara mencintai negeri ini. Tugas pendidik ini adalah bagian dalam membela negara karena memang ada misi dan juga visi menuju ke arah tersebut. Penanaman pekerti akan mencintai tanah air dan juga memahami isi kandungan Pancasila memang harus dimulai dari pendidik yang unggul dan professional.

Realitas yang terjadi walaupun tanpa sadar dari beberapa guru telah melakukan pengabaian calon pemimpin bangs aini. Sikap malas serta tak mempunyai kemampuan pedagogik adalah faktor utama yang sekarang marak terjadi di banyak Lembaga ini. Akankah negeri ini hancur dari sisi Pendidikan anak di bangku sekolahnya? Atau kehancuran negeri ini dimulai dari kepedulian guru yang luntur bagai kain terkena bahan pemutih?. Harapan itu memang tidak kita inginkan, namun fakta adalah sangat bertolak belakang. Terus terang saya sudah 22 tahun berkecimpung dalam dunia Pendidikan dengan pahit ketir perjalanan menuju Lembaga yang berintegritas. Lurus dan komitmen dalam menjalankan Amanah demi terbentuknya karakter anak bangsa dan semua itu hanya isapan jempol. Jika saya mau jujur menulis, masih banyak teman sesama guru yang tidak serius dalam medidik siswa. Mereka menjadikan Lembaga sebagai pengganti tempat kerja, manakala pabrik sudah tak menerimanya. Lembaga menjadi sapi perah dan menumpuk jam pelajaran, namun tak mampu melaksanakan. Menjadi korban sangat jelas sekali yaitu SISWA.

Misi guru an penyuluh sebenarnta satu garis yang sejajar dan lurus yaitu mendidik siswa mempunyai karakter yang baik. Dalam penyuluhan telah dikenalkan nilai karakter yang baik serta berintegritas yaitu 9 nilai antikorupsi. Namun ada yang berbeda dan sangat menyolok sekali antara beberapa pendidik dan penyuluh antikorupsi yaitu jika menjadi guru harus lulus kependidikan dan bisa menjadi guru di Lembaga mana saja tanpa seleksi yang sangat ketat (kecuali ASN). Sehingga kompeten sebagaian guru ini perlu masih dipertanyakan terutama komitmen dalam tugas-tugas mulianya untuk dijalankan sebagaimana amanh undang-undang guru dan dosen. Jika penyuluh antikorupsi melaluhi seleksi yang sangat ketat sekali dengan SKKNI dan beberapa UK yang harus dikuasai serta mampu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jejak elektronik dalam situs aksesku bukan isapan jempol saja. Latar belakang mereka penyuluh berbagai macam seperti ada yang dari inspektorat baik daerah atau propinsi, widya swara, BPSDM, dosen, guru juga komunitas semuanya ada. Dengan komitmen yang tinggi serta mentaati kode etik dari LSP KPK, harus dijalankan sebagai mana mestinya. Terbukti Ketika ada uji kenaikan tingkat dari Pratama menuju Muda dalam RCC adalah bentuk pembuktian dari laporan-laporan elektronik yang ada di aksesku. Semuanya harus mampu dipertanggung jawabkan pada asesor one by one mulai UK1 sampai UK9. Tugas pokok penyuluh adalah melakukan pencegahan serta edukasi bagi ASN atau masyarakat agar tidak melakukan perbuatan yang menuju tindakan KORUPSI. Kecurangan, gratifikasi, pemerasan, penyalahgunaan jabatan, merugikan keuangan negara adalah semuanya bagian dari tindakan KORUPSI. Melaluhi devisi Pendidikan, para penyuluh tentu harus punya kemapuan untuk membangun sebuah jaringan dengan pihak lain. Kampus dan sekolah diberbagai jenjang memang menjadi mitranya dalam mensosialisasikan 9 nilai antikorupsi serta dampak yang ditimbulakannya.

Sungguh berat jalan setapak yang harus dilaluhi para PAKSI ini. Tidak hanya korban waktu serta tenaga, namun terkadang harta benda untuk mendukung aksinya. Makna bela negara dalam arti yang holistik memang tidak sekedar angkat senjata untuk berperang melawan musuh negara. Kondisi sekarang negara dalam keadaan aman dan tentram, maka bela negara dalam arti angkat senjata memang tidak perlu dilakukan. Tetapi bela negara dengan tugas menyelamatkan tunas-tunas bangsa dari kehancuran moral adalah kewajiban kita semua termasuk pendidik serta PAKSI. Korupsi bukan hanya dilakukan oleh orang biasa dan pejabat, namun terkadang seorang kiai dan ini sangat memalukan. Sehingga kita berkesimpulan tentang perbuatan mereka adalah belum tertanamkan nilai agama dalam hati dan jiwa. Oleh karena itu tugas pendidik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan PAKSI yaitu sama-sama menyelamatkan anak bangsa dan juga masyarakat dari kehancuran moral dan prilaku yang baik.

Masih banyak siswa yang belum memahami Pancasila sebagai bukti rasa cinta pada negara ini. Pancasila adalah dasar ideologi berbangsa serta bernegara. Pancasila adalah hasil consensus para pejuang bangsa waktu itu. Sementara Pancasila juga terdapat dalam UUD 1945 walaupun tidak disebutkan kata sila 1 sampai sila ke 5. Dalam kondisi apa pun pembukaan UUD 1945 tidak boleh dilakukan perubahan. Karena UUD 1945 diibaratkan sebagai AKTE KELAHIRAN bangsa Indonesia serta sebuah pengakuan dari para ulama serta pahlawan tentang rahmat kemerdekaan Indonesia. Semuanya itu harus diketahui serta diajarkan ke siswa juga masyarakat agar mereka tahu betapa mulianya nilai kandungan Pancasila yang mampu mengikat warga menjadi negara kesatuan Rpublik Indonesia (NKRI). Jika pendidik tidak mau tahu tentang nilai karakter siswanya, maka ini adalah awal kehancuran sebuah negeri. Akan sangat kecewa dari para founding father negeri ini dengan perjuangan yang sudah mereka lakukan waktu itu. Pancasila sangatlah Al Qur’ani sekali, sebab tidak ada satu sila pun yang bertentangan dengan isi kandungan dalam Al Qur’an. Penyusun serta perumus Pancasila pun adalah para kiai dan tokoh nasional. Jadi memang seharusnya jika kandungannya juga mengandung ajaran Al Qur’an.

Jadi jelas sekali bela negara yng dimaksud dari para pendidik serta penyuluh antikorupsi adalah memperjuangan serta menanamkan nilai karakter yang baik seperti peduli, bertanggung jawab, kerja keras serta yang lainnya. Sehingga suatu saat menjadi pemimpin bangsa, maka nilai itu sudah tumbuh subur dalam hati yang teraktualisasi dalam kehidupannya. Siswa dan masyarakat juga harus disadarkan bahwa negara ini terdiri dai berbagai macam keyakinan serta perbedaan suku dan ras. Melaluhi pelajaran PPKN mungkin guru mencoba mengenalkan keberagaman ini. Penanaman sikap toleransi serta mau menerima perbedaan adalah hal yang paling urgent agar menjadi masyarakat yang santun serta tak terbiasa mencaci serta menghujat bagi yang lainnya. Saya punya sahabat china dan sangat baik sekali. Terbukti ketika mereka merayakan ulang tahun atau natal selalu mengirimi cindra mata yaitu kue dan nasi. Simbol kerukunan tanpa mempengaruhi keyakinan satu dengan yang lainnya. Jika sikap toleran ini sudah tertanam dengan baik pada siswa atau masyarakat, maka Indonesia akan menjadi negara yang kuat secara kultural. Namun berdasarkan hasil penelitian disebuah kota di Jatim menunjukan penurunan sikap toleransi yaitu sebesar 7%. Ini memang miris disaat Indonesia terkenal dengan sikap santun dan ramahnya, masih ada daerah yang tidak mau toleran pada yang lainnya terutama perbedaan keyakinan.

Sekali lagi, jika perjuangan pendidik dan PAKSI sangat dibutuhkan untuk membangun negeri menuju negara yang berkeadilan sosial bagi warganya. Pancasila telah menyebutkan kata “ADIL” sampai dua kali yaitu sila 2 dan sila ke 5. Sungguh rasa keadilan ini mulai terkikis dalam kehidupan kita sebagai bangsa yang majemuk atau sebagai bangsa yang MULTIKULTURALIS yang memang sebuah keniscayaan. Perbedaan dikalangan masyarakt kita sekarang bukan dianggap sebagai “Rahmatan”, tetapi hal yang harus dihindari hingga sampai ketingkat penghujatan menganggap diri paling benar. Sikap yang tak mau menerima perbedaan memang sengaja ada yang menghembuskan ke masyarakat melaluhi media sosial yang sangat berdampak dalam penyampaian informasi global. Menjadi arif dan bijak jika semuanya kita saring dan dipikir sebelum berpendapat apalagi yang membawa dampak pada kehidupan masyarakat kita. Peran guru dan PAKSI sangat diperlukan agar 9 nilai antikorupsi betul-betul tertanam dengan baik melaluhi pembelajaran juga sosialisasi diberbagai pihak terutama Lembaga Pendidikan. Amin

 

#tetapsemangat                                  #beranijujurhebat