Singapura boleh, panik tapi jangan baper. Indonesia
bukan lagi mesin ATM Singapura, mereka harus belajar hidup tanpa Indonesia.
Selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun Singapura hidup nyaman berkat energi
murah dari kita. Tapi sekarang!!! gas murah stop, listrik subsidi stop,
batubara stop. Singapura pagi ini beda, lampu-lampu memang nyala tapi
mesin-mesin di pabrik mati, internet lemot dan harga barang naik. sebenarnya
apa yang terjadi jawabannya sederhana, Indonesia berhenti menjual energi murah
ke Singapura. Iya benar!! nggak ada lagi gas murah dan nggak ada lagi listrik
subsidi. Negara Singapura yang selama ini nyaman dengan pasokan Indonesia
sekarang, kini kalang kabut mencari sumber lain. Sementara itu di Kartanegara
presiden Prabowo Subianto duduk santai menikmati kopi.
Indonesia akhirnya sadar selama ini kita rugi besar.
Selama bertahun-tahun kita kasih gas ke Singapura 160 sampai 180 miliar british
thermal unit per hari. Lebih menyakitkan, harganya lebih murah dibanding harga
dalam negeri. Bukan cuman itu, kita jual gas murah ke mereka tapi kalau jadi
BBM kita beli dari Singapura dengan harga yang lebih mahal. Ini konyol kita
yang punya sumber daya alam kita yang rugi. Sekarang Prabowo bilang cukup!!
Indonesia enggak mau lagi jadi mesin ATM bagi negara lain. Selama ini kita
sebagai warung kopi yang pelanggannya nyaman mereka untung kita jual murah lalu
kita beli mahal. Kok bisa, karena dulu kita enggak sadar. Kita sudah punya daya
tawar besar, sekarang beda Prabowo telah berubah. Singapore itu negara kecil
sumber daya alam mereka hidup dari impor gas dari Indonesia 60% dari total
kebutuhan mereka. Sekarang pasokan itu diputus mereka bisa cari ke Australia
atau dari Qatar tapi harganya jauh lebih mahal. bisa pakai energi terbarukan?
bisa tapi itu butuh waktu dan investasi besar. Jadi sekarang Singapura ke
ilmuwan dunia sudah membuktikan siapa yang kuasai energi dan kuasai permainan. Lihat
Rusia! begitu mereka stop gas ke eropa, ekonomi eropa langsung terguncang.
sekarang Indonesia melakukan hal yang sama ke Singapura dan ini bukan cuma
masalah Singapura, Malaysia juga ikut kena dampaknya. Mereka punya sumber
energi sendiri tapi tetap butuh pasukan dari Indonesia.
Timor Leste baru mulai merancang kemandirian energi,
sekarang harus cari cara bertahan hidup tanpa Indonesia. Artinya apa? Indonesia
bukan pemain kecil di Asia Tenggara. Sekarang Indonesia adalah bos dalam
politik luar negeri dan regional. Prabowo nggak cuma sekedar energi tapi juga
ada energi Indonesia terbarukan yaitu biodiesel juga. Ada kelapa sawit yang
mulai dikembangkan seperti etanol dari jagung dan tebu diprioritaskan. Investasi
besar-besaran dari berbagai pihak, jadi sebentar lagi Singapura sibuk cari cara
bertahan. Indonesia sudah melangkah ke depan dulu dari pada Singapura. Triliun
Rupiah dari Indonesia kabur ke luar negeri tahun 2024, aliran dana dari
Indonesia ke Singapura 4, 806 triliun setara 56% dan dari PDB Singapura ke
Amerika. Sekarang Prabowo bilang hentikan devisa hasil ekspor dan harus
disimpan di negara minimal 1 tahun. Artinya uang yang dulu kabur ke luar negeri
sekarang tetap berputar di dalam negeri. Singapura kehilangan sumber dana besar
dari Indonesia, ekonomi makin kuat makin Mandiri. Mari kita ulang lagi, Indonesia
stop ekspor energi murah ke Singapura!!!. sehingga beberapa negara panik apabila
Indonesia bangun energi terbarukan. Masa depan energi lebih kuat dan Indonesia
kendalikan devisa uang tetap di dalam negeri. Singapura mendapatkan harga dan
sumber dana besar dari Indonesia, kini enggak mau lagi jadi sapi perah. Ekonomi
nasional makin mandiri dan dunia menyaksikan Indonesia menjadi kekuatan baru
dalam peta Global. Indonesia yang dulu cuma pemasok negara lain, kini
mengendalikan kekayaannya sendiri. sekarang pertanyaannya bukan lagi apa yang
bisa Indonesia berikan ke Singapura, tapi bisakah mereka bertahan tanpa
Indonesia?. Prabowo bukan cuma bicara, dia bertindak enggak mau lagi memasok. Enggak
mau lagi jadi tugas service dari negeri lain tapi bisa dibayar mahal. Ini visi
pemimpin sejati sehingga Indonesia bangkit itu yang terpenting.
Sekarang ini mengakhiri ketergantungan pada negara
lain. Sementara Singapura sibuk mencari sumber energi baru. Indonesia malah fokus
memperkuat posisinya. Jadi kalau dulu Indonesia selalu mikir apa yang bisa kita
jual ke luar negeri sekarang kita tanya balik apa yang bisa kita manfaatkan
sendiri untuk bangsa kita sekarang. Coba kita lihat situasi Singapore lebih
dalam, ekonomi mereka sangat bergantung pada perdagangan dan jasa. Tanpa energi
murah, biaya produksi mereka melonjak dan mereka kebutuhan dalam negeri agar
tetap kompetitif. Sekarang mereka harus bayar lebih mahal termasuk daya saing
mereka mulai menurun. Investor mulai berpikir ulang untuk berbisnis di
Singapura. Dengan kata lain Singapura tersebut mereka nggak dapat Solusi
membuat semakin mereka sadar kalau mereka enggak jalan sampai rusak. Sekarang kita tinggal tanya mereka mau tetap
keras kepala atau mau duduk bareng atau ikut aturan kita. Keputusan ini bukan
cuma tentang hubungan Indonesia, ini juga tentang mereka. Dulu kita dianggap
cuma pemasok bahan mentah murah tetapi sekarang kita jadi pemain utama dalam
geopolitik energi. Investor mulai melirik Indonesia, negara-negara lain mulai
berhitung ulang soal hubungan dagang. Ekonomi nasional semakin kuat karena kita
nggak lagi dirugikan dan ini baru permulaan. Coba kita ulangi sekali lagi, Indonesia
stop ekspor energi murah ke Singapura. Singapura panik oleh sebab Indonesia
mengembangkan industri terbarukan masa depan. Energi lebih kuat di tanah air
dan kini Indonesia kendalikan devisa uang. Tetapi dalam negeri Singapura,
ekonomi mandiri semakin berkurang dan sekarang dia melihat Indonesia sebagai
kekuatan baru. Jadi kalau ada pertanyaan kenapa Indonesia berani menggantikan
ekspor energi murah? jawabannya sederhana, karena sekarang Indonesia berdaulat
atas kekayaan sendiri.
Jikalau ada yang masih ragu, lihat saja siapa yang
sekarang panik dan siapa yang tetap tenang. Indonesia sudah sadar kita bukan
lagi kuli ditanah air sendiri. Singapura!!! dulu kita kirim gas murah, listrik
murah, bahan mentah murah. Singapura tinggal terima beres. Bikin industri
ekspor barang jadi lalu jual ke kita dengan harga selangit. Sekarang Indonesia
stop ekspor energi murah ke negara tersebut. Singapura panik boleh, tapi jangan
baper. Selama ini kita menjadi mesin ATM berjalan bagi mereka. Gas kita menghidupi
listrik dan industri Singapura, batu bara kita memanaskan mesin-mesin mereka. Hasil
tambang kita, mereka olah lalu jual balik ke kita dengan harga tinggi. sekarang
ATM-nya ditutup untuk selamanya. Mau energi dari kita? beli dengan harga wajar.
Mau sumber daya kita? diolah sendiri dong. Singapura mulai kelaparan tapi itu
urusan mereka dan Indonesia nggak akan lagi menjadi kuli selamanya, menjadi
agen yang murah-murah. Coba pikir sejenak!! gas kita dikirim dengan murah ke
Singapura tapi kita beli lagi BBM Singapura dengan harga tinggi. Sekarang nggak
ada lagi harga murah untuk orang lain tapi mahal buat sendiri. Ini bukan cuma
soal bisnis tetapi ini soal harga diri bangsa. Keputusan Prabowo Ini bukan
sekedar kebijakan ekonomi belaka, ini soal harga diri dan soal kedaulatan
energi juga masa depan Indonesia yang lebih mandiri. Sekarang kita tanya,
kenapa dulu kita selalu mengalah dan kenapa dulu kita jual murah tapi beli
mahal? karena kita dulu belum sadar. Sekarang Indonesia sudah bangun dan yang
harus dipahami Singapura adalah, mereka bisa panik tapi jangan baper. Karena Indonesia
sudah berubah dan kita nggak akan balik lagi jadi kuli mereka. Indonesia
berdaulat, Singapore terpaksa harus adaptasi. Indonesia sudah sadar kita bukan
lagi mainan Singapura, kita bukan lagi jualan bahan kmiditi murah ke luar
negeri tapi beli mahal harga di negeri sendiri. Sekarang Indonesia ambil
kendali sementara Singapura boleh panik tapi jangan baperan. Karena itu bukan
soal Indonesia mau menjatuhkan mereka, namun ini soal Indonesia yang akhirnya
sadar akan kemampuannya. Selama ini, berbulan-bulan, bertahun- tahun Singapura
hidupnya enak. Energi murah dari kita, tapi sekarang mencari alternatif
harganya sangat lebih mahal. mereka biasanya terbarukan tapi itu butuh waktu
modal besar. Sementara Indonesia, kita tetap jalan, tetap berkembang dan tetap
berdaulat. Masih ingat dulu setiap kali Indonesia mau ambil keputusan strategis
pasti ada yang teriak, “jangan nanti Singapura marah”. Tapi sekarang
Indonesia enggak peduli lagi dengan urusan Singapura, harga listrik di sana
naik bukan urusan kita. Mau ekonomi mereka terguncang bukan urusan kita dan mereka cari pasokan lain. Silakan, toh tetap
lebih mahal. Dulu kita diatur sekarang kita mengatur keputusan tentang stop
ekspor energi murah. Ini bukan sekedar soal bisnis tetapi ini adalah strategi
besar Indonesia tentang geopolitik, ketahanan nasional dan Indonesia tidak mau
lagi menjadi sapi perah mereka. Indonesia sekarang mereka butuh kita, bukan
lagi kita yang membutuhkan mereka.
sumber : Channel Brojomusti
0 komentar:
Posting Komentar