Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih

MENJADI PENYULUH ANTIKORUPSI PROFESIONAL | Persiapan Yang Matang Dan Terukur Dalam Beraksi



Tidak bisa dipungkiri, jika pekerjaan penyuluh antikorupsi (PAKSI) dan guru merupakan pekerjaan professional. Perlu tahapan-tahapan atau persiapan khusus sebelum melakukan aksi. Adanya pemahaman secara komprehensip tentang latar belakang persoalan yang akan diselesaiakan merupakan syarat utaanya. Biasanya PAKSI akan membuat serangkaian angket pribadi untuk dijadikan rujukan mengenai persoalan yang akan dihadapi. Pentingnya pemahaman latar belakang tersebut, tindak selanjutnya akan mempersiapkan sebuah instrument atau alat ukur yang digunakan. Bisa berbentuk presentasi, film, buku, flayer atau media lainnya. Media ini tentu berfungsi sebagai media hubung bagi PAKSI dan peserta. Tahapan-tahapan yang saya maksud antara lain yaitu (1) Observasi (pengamatan), (2) Planning (perencanaan), (3) Act (Tindakan/aksi/audiensi), (4) Assessment (penilaian) dan follow up (tindak lanjut aksi).

Observasi (pengamatan), tahapan pertama ini PAKSI memang harus jeli dan tajam untuk membuka wawasan pengetahuannya. Wawasan tesebut bisa dari pengalaman atau rujukan referensi secara autodidak. Penyuluh antikorupsi ibarat seorang researcher (peneliti) suatu masalah yang terjadi dimasyarakat. Untuk memperkuat taksiran masalah tersebut penting atau biasa, maka diperlukan daftar pertanyaan pribadi. Sementara definisi pengamatan secara bahasa adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Wikipedia.

Planning (perencanaan), tahapan yang kedua ini membutuhkan administrasi yang cukup banyak. Mulai dari surat permohonan audiensi ke Lembaga, komunitas, ormas dan lainnya. Surat permohonan pada yang dimaksud di atas, ditulis dengan menggunakan bahasa yang baku. Surat tersebut tentunya memuat isi tentang siapa, maksud tujuan, kapan, apa dan fungsi. Penjabaran surat permohonan tersebut tentu harus dijabarkan secara lugas dan efektif. Jangan lupa untuk mencantumkan tema yang akan diangkat oleh PAKSI tersebut. Contoh tema kekinian seperti “Memperkuat Profil Pelajar Pancasila dengan menanamkan budaya antikorupsi” atau “Memperdalam pemahaman dampak massive korupsi pada pemuda karang taruna desa maju depan”. Apabila penyuluhan untuk anak-anak setingkat dasar dan TK maka sebaiknya menggunakan media film, broad game dan cergam. Mungkin tema yang diangkat seperti “menanamkan budi pekerti pada anak melaluhi storytelling, pemutaran film KPK dan permainan”. Tahap perencanaan ini tentu membutuhkan standar ukur yang berbeda-beda sekaligus treatment (perlakuan) yang berbeda pula. Persiapan yang umum adalah materi presentasi yang informatif serta mencari solusi issue yang lagi booming. Sasaran (assesi) yang jika dimaksud adalah siswa atas, masyarakat dan mahasiswa maka tema tersebut adalah sesuai. Mereka adalah pelaku masyarakat yang sudah mempunyai ketajaman berpikir. Jadi intinya pada kegiatan ini adalah mempersiapkan berkas yang diperlukan, terutama bahan untuk presentasi. Dokumen lainnya seperti lembar absensi dari para peserta pun juga diikutkan.

Act (aksi PAKSI), tahapan ini memerlukan pemahaman content (isi) yang akan kita sampaikan pada peserta. Jangan sampai kita belum memahami apa yang akan kita sampaikan. Jika memang diperlukan permainan, maka permainan terebut sudah harus dikuasai serta terlatih. Permainan bisa kita ciptakan sendiri atau merujuk permainan yang sudah dibuat oleh LSP KPK seperti keranjang bolong, kartu integritas, terajana, PDKT dan masih banyak lainnya. Ciptakan situasi penyuluhan yang menyenangkan untuk anak dan jangan terkesan membosankan. Batasi waktu dan upayakan tidak terlalu Panjang tanpa terukur. Waktu yang biasa saya gunakan untuk tingkatan anak-anak sampai remaja yaitu 30 menit sampai dengan 90 menit. Pengalaman yang saya alami biasanya anak merasa cepat bosan jika paparan hanya berupa tulisan yang padat merayap. Peserta akan malas membaca tampilan di layar LCD. Sehingga perlu saya gunakan trik mengatasi kejenuhan tersebut seperti: main ice breaking dan pengangkatan issue konkrit yang sering terjadi di masyarakat. Memang ada perbedaan, melakukan penyuluhan pada anak-anak dengan mahasiswa. Apabila pasar atau peserta adalah mahasiswa, maka peyuluh hanya angkat satu kejadian untuk didikusikan. Sekali lagi hindari waktu yang terlalu Panjang serta pilihkan materi menarik yang sering terjadi dilingkungan mereka, baik sisi buruk atau sisi yang baik.

Assessment (penilaian), tahapan ini kita akan melihat kekurangan atau kelebihan hasil aksi penyuluhan kita. Tahap ini juga dapat dilihat hasil dan juga dampak yang terjadi pasca penyuluhan. Tentu harapan pada tahapan ini mendapatkan skor yang baik sesuai harapan bersama. Mungkin kegiatan ini didukung dengan rubrik lembar peniaian yang akan digunakan. Sangat membantu untuk mendapatkan dampak yang dinginkan melaluhi kompetensi dasar dan tujuan yang ingin dicapai. Saya kira kegiatan ini sama dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas baik dilakukan guru atau dosen. Instrument yang akan dimunculkan, biasanya berbentuk tanya jawab 2 arah atau 3 arah sekaligus. Arah yang dimaksud antar siswa dengan siswa atau guru, siswa dengan siswa lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan hanya ingin mengetahui pemahaman materi atau kasus yang sudah disampaikan. Tentunya ini akan berkaitan pada tahap berikutnya.

Follow up (tindak lanjut), hasil dari penilian kegiatan penyuluhan tentu ada nilai lebih dan kurang. Oleh sebab itu dibutuhkan rencana tindak lanjut (RTL) untuk menentukan Langkah antisipasi selanjutnya. Kelemahan para penyuluh dan lainnya adalah minimnya pengadministrasian setiap kegiatan. Sehingga dokumentasi untuk dilaporkan di aksesku menjadi hilang dan kosong. Padahal itu untuk bahan laporan di LSP KPK menjadi bagian dari kegiatan aksi nantiya. Mungkin jika pemirsa adalah pendidik akan memahami istilah classroom action research (penelitian tindakan kelas). Tujuan utamanya adalah mencari solusi tindak lanjut apabila tahapan siklus pertama belum memenuhi target. Tindak lanjut bisa berupa kerja sama dengan pihak ketiga seperti guru BK, wali kelas, orang tua atau mencari metode pembelajaran lain. Karena bagaimanapun keberhasilan yang diinginkan tidak serta merta terlihat. Namun butuh puluhan tahun melihat dampak secara keseluruhan ketika mereka menjadi bagian dari masyarakat.

Oleh karena itu, benar-benar harus dipersiapkan segala kebutuhan secara administrasi oleh PAKSI. Agar dalam penyuluhan tersebut tidak mendapatkan kendala-kendala yang serius. Pengalaman penulis adalah selalu menggunakan media presentasi dan film untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Namun semuanya harus dimulai dari semangat masing-masing individu sebagai basis kekuatan jiwa. Penyuluh memang banyak rintangan dan tantangannya. Contoh konkrit yang saya maksud adalah tidak semua permohonan kita beraudiensi dengan pihak lain selalu didukung. Sepuluh pengajuan pada pihak Lembaga, biasanya hanya 4 yang diterima. Dengan dalil mereka ketakutan akan di lakukan inspeksi oleh PAKSI tersebut, padahal tidak mungkin. Anggapan yang salah ini dan terkesan mendiskritkan PAKSI harus kita narasikan melaluhi beberapa media bertujuan megedukasi masyarakat. Biasanya media tersebut adalah surat pemberitahuan dari lembaga di atasnya terkait melaluhi surat khusus. Maka secara struktural langkah kita menjadi lebih mudah. Mari kita ikuti tahapan demi tahapan agar menjadi penyuluh yang professional. Amin


0 komentar:

Posting Komentar