Tidak bisa kita hindari apabila kontak sosial akan selalu menjadi menyebabkan konflik terjadi. Munculnya
berbagai persoalan yang berimplikasi pada kinerja masing-masing individu. Upaya
untuk melakukan pembelaan dan menyelamatkan diri merupakan hal yang manusiawi.
Sifat dasar manusia adalah ingin dipuji dan dihargai oleh lainnya. Jika batas
toleransi ini dilanggar, maka naluri alaminya akan melawan. Sekali lagi, ini
lumrah dan wajar-wajar saja. Namun harus diketahui juga, terkadang cara
melakukan pembelaan diri masih kurang elegan. Menggunakan cara-cara
kotor penuh intrik dan hipokrit. Prinsip yang penting menang dan
merasa hebat, harus dihindari. Bukan menggunakan berbagai cara untuk
menghancurkan lainnya dengan kekuasaan yang dimilikinya. Sungguh ironis dan
menyedihkan karena menggambarkan ciri-ciri manusia pecundang dan munafik.
Apakah memang harus dengan cara mem-bully orang
lain yang dianggap bersalah agar mendapatkan kepuasan batin tersendiri?. Saya
kira bentuk sikap yang sadis dan kejam. Menghancurkan harga diri orang lain
dengan menggunakan dalih egosentrik dan merasa dia yang paling benar. Orang
yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain akan menemukan keterpurukan hidup
suatu saat nanti. Keberkahan, kebahagiaan dan ketentraman hidup keluarga akan
suram kelam. Memang tidak semua manusia gila hormat dan minta selalu dihormati.
Mereka hanya mencari keberkahan dan keridhoan sang pencipta saja, bukan yang
lainnya. Gambaran manusia yang berprilaku Ikhlas namun selalu mendapatkan
perlakuan dholim bisa dipastikan akan mendapatkan pembelaan tersendiri dari
sang pencipta. Kebenaran yang dia lakukan akan berbuah manis dengan cara diperlihatkan
pada makhluk lainnya kelak kemudian hari. Tetapi sikap yang buruk dan dholim
walaupun disembunyikan, suatu saat akan ketahuan juga.
Secara pribadi saya akui jika menjadi oaring yang
MENGALAH, akan mendapatkan pembelaan oleh sang Maha Esa. Terkadang kontan di
dunia lebih-lebih dihari yaumul qiamah. Ciri-ciri orang tersebut
biasanya murah senyum, berbicara dengan santun dan berintonasi suara yang
rendah. Jarang memperdulikan orang lain percaya atau tidak. Bagi orang yang
seperti ini hal-hal tersebut bukan faktor pujian yang selalu harus
dipertahankan. Mempunyai kemampuan menerima setiap pendapat yang berbeda dan
biasanya narasi yang digunakan berkwalitas. Bukan kalimat abal-abal yang kurang
focus pada persoalan yang ada. Pekerjaan yang didasari karena manusia
hanya akan mendapatkan keduniawian saja. Namun pekerjaan yang didasari oleh
karena Tuhannya, maka kebahagiaan dunia dan akhirat pun akan ikut. Tinggal
kekuatan iman seseorang yang menjadi pertaruhannya. Mari menjadi manusia yang
santun dan bijak pada sesama dalam segala hal. Karakter dan attitude
adalah refleksi diri yang akan menumbuhkan kemurnian jiwa (inner beauty).
Hal utama dalam hidup adalah tentramnya hati yang bisa diimplementasikan dengan
bersosialisasi bersama masyarakat di sekitar kita.
0 komentar:
Posting Komentar