Penulis : SAIFUL ARIF
Penyuluh Anti Korupsi
FPAK GTK RI MADRASAH
JAWA TIMUR Penyuluh Anti Korupsi
Relawan
Integritas Anti Korupsi
Masih
ingat dengan coretan saya tentang Werkudoro yang melakukan “PENYUAPAN” pada keluarga Puna Kawan yang dipelopori oleh Bagong?.
Lho… kok bisa ya, keluarga Semar bisa di suap, padahal keluarga dari karangkadembel
terkenal dengan kesederhanaan juga kejujurannya. Perjalanan manusia terkadang
sulit ditebak akan terjadi apa di depan yang akan datang. Wallahu
‘Alam….semuanya masih samar dan misterius serta hitam gelap pekat. Walaupun ini
sekedar cerita tentang makna hidup, tetapi masih bisa kita jadikan referensi
ketika kit ingin melangkah menuju alam fana. Terkadang kita juga mengira
orang-orang yang diberikan amanah dari sebuah tugas agar bisa menjaga serta
menjadi pelindung, tetapi pada akhirnya kandas dalam perjalanannya.
Werkudoro
yang tak mempunyai kemampuan untuk melobi sang anak Oentoseno untuk dibujuk
agar mengambil keputusan mencari pendamping hidup, mengajak keluarga Puna Kawan
dengan memberikan iming-iming uang agar mau membantu mewujudkan impiannya.
Tanpa piker panjang Bagong pun terpikat oleh harta tersebut, karena “MUNGKIN”
selama ini tidak merasakan kenikmatan duniawi sebagai anak kiai Semar yang
hanya bisa bertapa dan bertapa terus. Well… kita mencoba melihat dari sisi lain
juga agar seimbang tulisan ini bagaimana akibat seseorang yang tergoda
gemerlapnya dunia. Masih hangat dalam ingatan kita semua dengan seseorang yang
berinisial IGAS dalam kasus “PENGGELAPAN
BUKTI KASUS SITAAN BERUPA EMAS 1.9 kg”. saya menggunakan istilah
menggelapkan bukan pencurian agar kesan lebih halus. Bagaimana mungkin
seseorang yang ditugaskan di SATGAS untuk menjaga, melindungi serta mengamankan
barang bukti dari sebuah kasus korupsi di tilep untuk kepentingan pribadi.
Hingga DeWas KPK bapak Tumpak Hatorangan Penggabean mantan wakil ketua KPK
meradang terjadinya kasus tersebut. Beliau juga menceritakan kronologis
kejadian yang berawal Januari 2020 hingga Juni 2020 baru terungkap ketika
barang akan dilelang untuk dikembalikan ke kas Negara.
Jadi
keingetan lagu dari kang Mansur penyanyi dangdut yang booming diera tahun 90-an
dengan judul “PAGAR MAKAN TANAMAN”.tapi
lagu ini mengkisahkan sahabatnya yang mengambil alih kekasih yang seharusnya
dilindungi serta dijaga demi sang sahabat, namun malah di ambil sendiri. Secara
peristiwa mungkin berbeda dengan kasus penggelapan Barang bukti emas 1.9 kg dan
juga kasusnya Werkudoro pada Bagong. Namun jika kita ambil kesimpulan secara
umum adalah sama yaitu perbuatan CURANG. Dengan alasan apa pun seperti himpitan
hidup hingga berani melakukan tindakan criminal. Jadi hidup harus dipandang
sebagai pemberian amanah untuk dijalankan sebagaimana mestinya. Jika kita
melakukan upaya-upaya merekadaya situasi, maka sama saja kta terjebak dalam
fatamorgana. Seolah-olah melihat air yang segar namun hakekatnya kita melihat
sebuah keadaan yang kosong mlompong.
Pemahaman
ujian yang diberikan oleh Allah SWT adalah kebijakan yang terintegrasi melaluhi
managemen qolbu. Penataan serta pengolahan masalah-maslah yang runtut melanda
dada dan jiwa kita semua harus disikapi dengan sikap yang sabar serta tawakal.
Sebagai makhluk yang lemah tiada daya kekuatan bagi kita selain padaNya kita
meminta pertolongan. Cobaan hidup baik secara intern juga eksteren tidak
mungkin kita menghindar begitu saja. Atau potong kompas agar tak terkena
masalah. Itu pemikiran yang konyol serta jadul dan bukan ksatria. Semua masalah
harus di managemen yang baik sehingga terlepas dari beban yang mat sangat berat
dan menjadikan sebuah ketakutan. Ketikanormalan alam di bawah sadar kita
justeru akan menjerumuskan kita, terkecoh gemerlanya dunia dan seolah bisa
menyelesaikan semuanya. Himpitan hutang oleh IGAS merupakan factor eksternal
yang dipengaruhi factor intrn yaitu ikut bisnis forex yang tidak jelas. Hingga
akhirnya terjebak dengan hutang yang tak mampu dibayar karena terlalu melilit
diri. Untungnya masih ada sisa tanah warisan orang tua di Bali sebagi penggnti
kegelisahan yang mendera kehidupan keluarganya. Uang tersebut untuk membayar
tebusab emas dipegadaian.
Jika
kita tidak mengedepankan iman, maka pembangunan INTEGRITAS jelas adalah sebuah
impian disiang bolong. Integritas adalah sebuah akibat dari sebuah sebab iman
yang mengalami fluktuasi naik dan juga turun seperti osioloskop pengukur
getaran gempa. Tetapi iman akan selalu terjaga jika langsung disambungkan pada
sang maha kuasa. Iman inilah sebgai barometer tegaknya INTEGRITAS semakin
tumbuh kembang positif atau negative. Akibat dari jernihnya pancaran iman
seseorang, maka integritas bisa juga membuahkan sebuah keikhlasan yang tanpa
pamrih dalam melakukan giat apa pun. Saya ingat apa yang dikatakan kakak Sahlan
pelopor pegiat relawan integritas dalam wadah “RIAK” berkata jika seseorang bergerak hanya karena iming-iming
sertifikat, legalitas juga pengakuan maka dia belum punya OWNER yang tersambung
dalam hati. Memang terbukti, dalam observasi saya sebagai penulis masih banyak
penggiat integritas mungkin juga mereka yang menyabet gelar sebagai penyuluh
menginginkan sebuah pengakuan terutama keberadaanya. Seharusnya dengan
kompetensi mereka akan melakukan gerakan yang mengedukasi dan berkembang
sehingga menimbulkan efek integritas untuk sebera beraksi. Teori seperti ini
saya sebut dengan teori “MEDIA”
yaitu Move, Educations, Development, integrity, action.
Berani
mengatakan berintegritas namun tiada bergerak, maka tidak akan mempunyai
perubahan apa pun di lingkungan kita. Saya sering katakana bahwa jangan melihat
hasil ketika melakukan sebuah aksi, namun lebih mengedepankan Proses. Bikin
gerakan kecil-kecilan saja namun istiqomah atau ajeg dan runtut (secara
continue), maka pasti akan terjadi perubahan. Pada masa pandemic seperti
sekarang untuk sosialisasi dan berkampanye nilai-nilai anti korupsi masih bisa
menggunakan medsos atau yang lain, misalnya FB, WA, IG, Blogg,WP dan masih
banyak. Bisa melaluhi artikel atau tulisan seperti saya sering lakukan. Yang
penting beraksi dulu jangan berpikiran hasil yang maksimal. Jadi intinya
Integritas itu bisa dibangun melaluhi iman yang bersih dan berbuah keikhlasan
yang pada akhirnya akan selalu melakukan kegiatan-kegiatan positif dan bisa
dirasakan dampak massive nya oleh lingkungan.
Sebelum
saya akhiri tulisan ini, ada sebuah film pendek yang berdurasi 2.27 menit yang berjudul “KUTOLAK GRATIVIKASI KUDAPAT CALON ISTRI”. Film pendek ini
diproduksi oleh Kanwil DJP Aceh. Intinya seorang ibu sangat prustasi pada
pelayanan public, mulai dari pendidikan, urusan pajak selalu memberikan tips
agar lancar dan aman. Namun ketika ketemu dengan Budi pegawai kantor pajak
dilayani dengan baik dalam kepengurusan NPWP. Budi merupakan tetangga dekat Ibu
tersebut yang awalnya curiga jika dia sebagai pegawai pajak tidak mempunyai
uang dan motor pun jadul. Tetapi ketika nilai integritas ditunjukkan dengan
meberikan pelayanan yang baik pada ibu itu dan jga menolak pemberian uang tips
karena dianggap GRATIFIKASI. Ibu itu semacam tak percaya namun memang terjadi
demikian hingga dia senang dan akan menjodohkan dengan anaknya. Sekali lagi
dimanapun kejujuran yang tinggi akan selalu mendatangkan buah kenikmatan hidup.
#menanglawankorupsi
#beranijujurhebat
0 komentar:
Posting Komentar