sesuatu yang baik harus dibiasakan sampai menjadi "BUDAYA" |
Berikut beberapa kutipan pendapat dari berbagai macam sumber kalangan masyarakat di dalam forum rembuk antikorupsi. Akademi Antikorupsi yang menggas forum ini sehingga menjadikan pusat edukasi tentang pemahaman korupsi banyak pihak. Berikut beberapa kutipan yang membahas tentang "Apakah Korupsi sebuah Budaya?":
Pendapat Muhammad Farid
Kendala Kultural dan mentalitas menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam proses pencegahan dan pemberantasan korupsi. Lingkungan budaya di birokrasi dan sistem di dalam kinerja pemerintahan dari tingkat bawah yang mendukung perilaku koruptif harus di revolusi terlebih dahulu. mentalitas pada ASN atau para petinggi pemrintahan yang masih memiliki mentalitas tidak punya rasa malu dan gaya hidup yang prestige semakin mengejar kemewahaan dan kenyamanan hidup dengan cara menginjak kenyamanan hidup orang lain
Pendapat Elviana Feby Dwi Jayanti
Secara etimologi kata korupsi berarti tidak jujur, menyimpang dan tidak bermoral. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk ikut serta memberantas korupsi karena hal itu sangat bertentangan dengan nilai luhur Pancasila. Intelektual organik menurut Antonio Gramsci adalah mereka yang tercerahkan yang kemudian berperan untuk mengorbankan "perang posisi" guna mengambil alih hegemoni. Intelektual organik adalah mereka yang mampu merasakan emosi, semangat dan apa yang dirasakan masyarakat tertindas dan mengungkapkannya dengan kecenderungan objektif masyarakat. Jika kita sadar bahwa korupsi merusak kehidupan bernegara dan berimbas pada masyarakat, maka sebagai intelektual organik, kita perlu ikut serta memberantas korupsi.
Pendapat Yehezkiel Yoneda
Shalom, perkenalkan nama saya Yehezkiel Obey,"KORUPSI MEMANG BUKAN BUDAYA, TAPI SUATU SAAT BISA SAJA MENJADI BUDAYA" ada 2 hal yang saya tekankan disini, 1.Korupsi sudah menjadi budaya bagi sekelompok orang tertentu, berkembang dan diterima di lingkungannya, mengapa? karena para koruptor adalah mereka yang tergabung dalam satu sistem yang bobrok dan terus berusaha mempertahankan sistem yang sudah menguntungkan mereka secara kolektif.2. korupsi bukan budaya tetapi dimaklumi oleh budaya lain yang hidup di masyarakat, para koruptor masih dihormati di masyarakat kita yang permisif/kurangnya intoleran, demikian pendapat saya, terimakasih
Pendapat Tia Heriskha
Saya setuju dengan pernyataan korupsi di Indonesia sudah jadi budaya. Namun budaya yang cenderung negatif. Perilaku korupsi seolah sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan masyarakat memaklumi adanya perilaku korupsi. Perilaku ini seakan dibenarkan dan tidak dapat ditinggalkan atau dihindari karena semua orang sudah memaklumi hal itu. Bahkan menurut Prof Andi Hamzah korupsi tidak dapat diberantas melainkan hanya dapat dikurangi. Korupsi tumbuh dengan sangat subur dalam masyarakat. Koruptor bahkan seperti sudah menjadi warisan bagi bangsa ini. Tertangkap satu koruptor akan lahir koruptor - koruptor baru.
Pendapat Dwi Retno Apriliana Putri
Saya tidaklah setuju jika korupsi dikatakan sebagai budaya. Karena konteks dari sebuah budaya itu sendiri jika hilang maka 'kearifan lokal'nya juga hilang, sedangkan disini kita berusaha untuk menghilangkan suatu mindset yang menyebabkan masyarakat untuk melakukaan tindakan koruptif. Contoh adalah untuk selalu memberikan tanda terimakasih sebagai balas budi dimana kata terimakasih ini terus berkembang (materi dinilai sebagai hal yang penting) dan menjadi tidak cukup ketika kita menyatakan terimakasih saja. Korupsi menurut saya lebih kepada perilaku lanjutan akan budaya masyrakat Indonesia yang harus selalu berterimakasih atas kasih yang diberikan orang lain pada kita. Hanya saja disini kita lupa bahwa disamping budaya berterimakasih namun sebenarnya juga ada budaya tanpa pamrih dan bijaksana yang mana budaya tersebut harusnya diseimbangkan dengan budaya terimakasih yang saat ini masih terlalu berat sebelah.
Pendapat Jaques Antonius Latuhihin
Jawaban Saya Setuju, Bahwa Jelas Korupsi sudah menjadi Budaya di Indonesia. Budaya ini lebih kental terjadi di Era Presiden Soeharto. Terlebih lagi pada era tersebut para Oknum Pejabat lebih condong dengan Slogan "ABS" alias Asal Bapak Senang.
Budaya Korupsi di Sektor Pendidikan terjadi dalam berbagai kegiatan program dan sumberdaya manusia. praktik Korupsi di lingkungan Pendidiknya terjadi dalam hal Pengadaan Barang Jasa Baik Buku ,LKS, Alat Peraga , Seragam hingga Bangunan, Penerimaan Murid Siswa Baru, Pungutan Liar Kepada Wali Murid dalam bentuk sumbangan, serta Perpindahan Murid ke Sekolah lain maupun Titipan "Jatah Bangku Kosong".
Dalam hal sumber daya manusia, Kesewenangan Jabatan baik Oknum Kepala Sekolah, Bendahara serta Oknum Guru layaknya sebuah Piramida, agar terhindar dari Mutasi, Penempatan Posisi Jabatan dan Manipulasi Laporan Keuangan.
Hal yang sama terjadi di Sektor Agama, Sebagai Bukti dan Fakta yang kuat adalah dengan Kasus Korupsi Dana Haji, Penyalahgunaan Dana Operasional, Pengadaan Al-Quran, Suap Jabatan di Kemenang. Suatu hal yang sangat jelas sekali Bahkan Menteri Agama sekalipun tidak luput dari Budaya Korupsi dalam Suap Jabatan sebagai Wujud Pesanan dan Terima Kasih.
Nah Kenapa ? karena memang masih merupakan Sebuah BUDAYA dari Sejarah Masa Lalu. hehehe
0 komentar:
Posting Komentar