LAMPU REMKU
Penulis
SAIFUL
ARIF
Guru
MTs. Sunan Ampel Kraton
sumber : http://www.sakamautoservice.com |
Keruwetan
jalan raya di negeriku seolah menjadi warna warni dan potret kesibukan setiap
hari. Hilir mudik kendaran adalah sebuah keharmonisasian dalam mentaati
peraturan lalu lintas. Berbagai macam kendaraan dengan ragam aksesoris sebagai
bentuk upaya dalam mempercantik kendaraan pribadinya. Namun diantara aksesoris
yang paling penting adalah lampu rem. Laju kendaraan cepat atau lambat bisa
dikabarkan dari kondisi lampu tersebut. Bahkan lampu rem ini adalah bentuk
kongkrit yang saling mengabarkan masing-masing keadaan yaitu lambat atau cepat.
Jika lampu rem menyala merah terang itu berarti keadaannya sedang melambat dan
pengguna lainnya harus berhati-hati.
Memang
bukan tanpa alasan pada setiap simpangan jalan raya oleh pihak dinas marga selalu
memberikan traffic light (TL). Ini adalah bentuk pembatasan hak dan
kewajiban bagi pengguna jalan yang lain agar dalam menggunakan lampu rem bisa secara
bijak. Keadaan lampu TL ini juga adalah bahasa simbol yang harus dipahami bagi
semua pengguna jalan yaitu hampir sama persisnya dengan keadaan lampu rem.
Ketika lampu TL berwarna kuning, itu sama saja mengabarkan bahwa lampu rem saya
wajib berwarna merah sebagai tanda berhenti atau justru siap-siap berangkat.
Manfaat lampu rem ini sungguh luar biasa dapat menciptakan budaya tertib dan
mempunyai jiwa sambung roso antar sesama.
Pada
kenyataan sekarang fungsi lampu rem sudah mulai tidak menunjukan arti yang
sesungguhnya, mulai dari warna merah berubah menjadi warna putih. Ini tentu
akan mempengaruhi bahkan membingungkan pengguna jalan lain dibelakangnya. Jika
keadaan lampu rem diinjak maka sinar warna putih akan menyilaukan mata pengguna
jalan di belakang, jika tidak hati-hati bisa terjadi kecelakaan. Rasa tenggang
rasa sudah mulai hilang dan sirnah seolah dimakan budaya-budaya kanibal dari bangsa
lain. Manusia sudah tidak berpikir logis dan jernih lagi, tetapi yang penting
menarik hati. Padahal rem dan lampunya adalah sebuah fungsi kontrol agar selalu
menjaga harmonisasi juga rasa toleran antar yang lain. Lampu rem ini juga
sebagai manifest yang merupakan bentuk informasi kabar apa mengenai keadaanmu
dari pengguna kendaraan lain.
Jika
kita mau belajar toleransi dari lampu rem tentu banyak hal yang bisa kita petik
dan dimanfaatkan dalam kehidupan di masyarakat yaitu saling mengabarkan
masing-masing keadaan dirinya juga saling waspada dalam melakukan tindakan.
Selain itu sebagai kontrol kecepatan agar selalu berhati-hati terhadap bahaya yang mengancam terhadap diri
juga orang lain. Ibarat dalam kehidupan, rem diartikan nilai keilmuan manusia
yang akan selalu memberikan keamanan dan kenyamanan dari bahaya otoriter. Dengan
ilmu keadaan diri mampu kita kontrol dengan baik dan mudah. Fungsi toleransi
adalah bentuk manifest dari implementasi illmu yang rahmatan lilalamin. Rem
ini juga mampu bertindak sebagai penyelamatan dari jurang atau lubang di jalan
yang bakal membuat terperosok bagi pengguna yang lainnya.
Realitas
sekarang sering terjadi percecokan atau pertengkaran hanya gara-gara rem yang
tak terkontrol dengan baik dan sempurna. Saling tikung kanan dan tikung kiri di
jalan raya sering kita jumpai, bahkan pelanggaran marka jalan yang sangat
membahayaan pengguna lain. Fenomena lain yang masih sering kita jumpai
penerobosan lampu merah di jalan perempatan itu semua karena tidak
mengkondisikan lampu rem menyala dengan sempurna artinya memperlambat laju
jalan kendaraan. Walhasil sering terjadi tabrakan yang berujung kematian hanya
karena tak mampu mengontrol dan memahami fungsi sesungguhnya rem pada kendaraan
kita. Begitulah jika dalam hidup ini sikap saling menghargai dan menyelaraskan
semua kepentingan tidak lagi di utamakan, maka nilai keharmonisan akan
tercoreng. Mendahulukan ego dari pada kepentingan orang lain adalah cerminan
dari suramnya keilmuan seseorang dalam membuat sistim kontrol hidup. Pertikaian
secara horisontal kadang tiada terelakan lagi hanya karena rem iman dan rem
keilmuan terlalu dangkal.
Sebagai
manusia umum apalagi seorang pendidik tentu fungsi rem ini harus benar-benar
pakem dan kuat dalam melakukan kendali penyampaian keilmuan pada seoarang
murid. Dengan kesabaran rem ini maka ilmu akan mudah tersampaikan dan
bermanfaat bagi orang lain apalagi siswa. Keteduhan-keteduhan yang merupakan buah
dari toleransi adalah keikhlasan dalam beribadah. Menjadikan rahmatan
lilalamin adalah bentuk tujuan secara universal dalam sendi-sendi kehidupan
manusia sebagai perwakilan kholifah di atas muka bumi ini. Kondisi lampu rem
ini juga akan memberikan kenyakinan lain bagi pihak yang dibelakang untuk
mengambil tindakan selanjutnya. Sebab lampu rem kendaraan kita tidak mungkin akan
membohongi orang lain. Nyala lampunya saja sudah dapat memberikan kabar atau
informasi bagaimana sesunguhnya kkeadaan kita.
Maka
jika kita tarik benang merah tentang arti kiasan ini adalah sebagai manusia
yang berilmu (berlampu rem) tentu akan memberikan gambaran (perspektif) bagi
pihak lain. Karena pancaran dari ilmu itu sendiri merupakan bentuk aura positif yang bisa dipancarkan dari raut wajah dan
siap dalam kehidupan. Ilmu itu pun sudah dapat memberika kabar pada orang lain
bahwa apa yang harus dia lakukan pada tahap berikutnya. Sayidina Ali ra pernah
ditanya oleh para kaum Khawarisun tentang pentingnya ilmu jika dibandingkan dengan
harta materi. Dengan tegas sayidina Ali ra menjawab "ilmu" karena
jika ilmu kita berikan pada orang lain maka akan semakin bertambah, sementara
harta akan berkurang. Ilmu akan mampu menjaga kita dari jurang kehancuran (rem
sepeda) tetapi harta justeru kita yang akan menjaga. Begitu pentingnya ilmu
dalam hidup kita bahan sama urgennya jika dibanding dengan lampu rem pada
kendaraan kita. Maka dari itu menjaga diri dan memahami keadaan orang lain
dengan lampu rem sangatlah penting karena itu adalah bentu kabar orang lain.
Menjaga diri dalam menjalani hidup dengan ilmu yang melahirkan siap toleransi
antar sesama adalah bentuk manfaatnya sebuah ilmu kita. Hidup akkan adem dan
tenang tida merasa ketautan akan adanya bahaya yang sewaktu-waktu bisa
mengancap kita. Belajar bertolleransi hidup dengan belajar pada fungsi lampu
rem kita adalah bentuk siap bijak dan peka pada suatu bentuk fenomena dalam
menjalin harmonisasian antar sesama.
0 komentar:
Posting Komentar