Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih

NEGERIKU DARURAT KORUPSI



Menyikapi Prilaku Pemimpin Dan Sosial Masyarakat
Penulis : SAIFUL ARIF
Komunitas : Jawa Timur Penyuluh Antikorupsi (JatimPAK)

Aku ingin tinggi seperti bintang di langit
Namun aku tak mampu singgah di sana
Aku ingin terang bagai cahaya rembulan
Namun aku lemah tak berkemampuan

Sandaran pulau negeri Indonesia
Hanyalah semu dan fatamorgana
Terlihat indah nun jauh di sana
Namun menyakitkan dalam rasa duka nestapa

Sampah-sampah brserakan tiada guna
Namun masih saja aku temukan dengan rasa iba
Bibirku tertutup tiada berdaya
Melihat mereka asyik tertawa riang penuh pesona

Oh… negeriku…negeriku
Malu aku jika menceritakan kelabumu
Mengiris jiwa dalam samudera sembilu
Malu… malu…. dan malu

Ingin aku curhat perasaan dalam hati kian lama semakin mengganjal. Tentang temanku yang terdholimi sang penguasa dan semua persoalan mengenai ketimpangan-ketimpangan yang selalu terjadi di lingkungan masyarakat, yaitu kebijakan yang tidak berkeadilan. Amarah warga pada sebuah kebijakan yang dirasa tidak berpihak pada mereka, akan menyulut konflik horisontal. Kita tidak akan membahas dampak apa saja yang ditimbulkan semua itu. Tetapi saya lebih memfokuskan sikap TIDAK PEDULI yang massive terjadi mulai up hingga buttom. Pelayanan public mempunyai bentuk yang linear dengan biaya menjadi masalah klasik pula. Kasus sederhana mungkin sangat sering saya jumpai adalah pelayanan mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Bagi mereka yang berduit dan kantong tebal, cukup sewa kurir atau calo untuk memuluskan tujuan serta maksudnya. Pendaftaran SIM secara formatif memang sangat murah antara 150k hingga 200k. Tetapi untuk mendapatkan pelayanan yang baik menurut SOP tentu hanya sebuah klamufase. Belum ditambah tingkat kesulitan ujian praktek kendaraan dengan rute yang tidak mudah kila melaluhinya. Sehingga banyak masyarakat yang putus asa dengan mencari jalan lain yaitu SUAP petugas. Membutuhkan 750k untuk SIM C dan 1000k untuk SIM A.
Apakah harus demikian pelayanan dinegeri ini, selalu memasukan variable terikat yaitu biaya dan biaya. Kasus seorang perwira yang terjebak kasus narkoba juga menambah panjangnya dampak kepercayaan masyarakat pada sebuah intuisi negara. Lalu siapa yang harus kita percaya jika pemimpin Negara, anggota DPR (legislatif dan yudikatif) semua bersikap sama saja. Saya sangat ngiri pada sebuah negeri orang lain yang tidak sebesar negeri kita, seperti Denmark, New Zeland serta Finlandia. Diceritakan dinegeri ini berdasarkan literasi jejak internet, penuh dengan nilai kejujuran dan rasa peduli pada warganya. Informasi di sebuah situs Global Transparancy dijelaskan jika Corruption Perception Index (CPI) sangat tinggi mendekati nilai 100 yaitu 88. Sementara nilai CPI kita tahun 2021 hanya sebesar 38 dari nilai tertinggi 100 juga.
Dalam sebuah kesempatan saya diundang oleh berbagai lembaga dan komunitas untuk mensosialisasikan pendidikan antikorupsi. Mungkin akan sangat sulit apabila nilai ini tidak diimplementasikan dengan baik oleh masing-masing pihak. Upaya demi upaya sudah saya lakukan dengan sangat hati-hati. Mulai pemberian content materi hingga melakukan evaluasi serta dampak dari apa yang saya lakukan beberapa bulan yang lalu. Kerja sama dengan berbagi elemen di lembaga seperti Guru Bimbingan Konselin (GBK) untuk memantau perubahan sikap anak-anak dalam pelanggaran tatib sekolah. Tujuan sangat jelas jika saya berharap agar mereka suatu saat menjadi pemimpin yang bermartabat serta berintegritas. Tetapi rupaya masih banyak kendala untuk memassivekan perjalanan saya sebagai penyuluh antikorupsi.
Nepotisme serta kolosi dimasyarakat masih belum bisa pergi dari kehidupan kita. Menambah panjang perjalanan menuju INDONESIA BERSIH dengan capaian CPI 80 saja. Upaya sosialisasi berbagai media sudah saya lakukan, namun sikap APATIS masyarakat sangan kental sekali hingga seolah-olah cuek dan terkesan melakukan pembiaran. Upaya mendukung gerakan KPK menciptakan masyarakat yang berintegritas, sangatlah sulit jika tidak dilakukan secara struktural. Jika LSP KPK RI hanya melakukan rekrutmen PAKSI dengan 4 jenjangnya tanpa dibuat gebrakan pada grass root agar mampu menerima kehadiran kita, maka program itu hanya isapan jempol saja. Membangun budaya malu serta peduli bertanggung jawab mutlak dilakukan dalam keluarga atau dengan arti lain pendidikan from home. Jika pengkaderan dari anak hingga dewasa mampu menanamkan 9 nilai antikorupsi dengan iman yang baik, maka CPI kita pasti naik.
Pelayanan yang masyarakat dapatkan sangat jauh dari nilai kepuasan. Ada cerita menarik ketika saya menghadiri undangan sebuah lembaga yang menyoroti tentang pelayanan SATPAM. Waktu itu saya bertanya dimana ruang kumpul para undangan hari ini. Tanpa saya sadari SATPAM tersebut hanya menyebutkan rute menuju lokasi dengan posisi masih duduk kaki di atas kursi lainnya. Saya berpikir bahwa “Apa orang ya tahu jika hanya seperti ini. Padahal saya belum pernah masuk instansinya”. Mungkin walaupun tidak besar sumbangsih penurunan angka CPI kita, namun akan menjadi sikap yang baku yang dimiliki oleh pegawai lembaga tersebut. Marilah bersama-sama kita berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik pada siapa pun dan di mana pun. Menjadi guru adalah bentuk pelayanan publik yang sangat jelas. Memberikan pelayanan dengan sikap Salam, Senyum dan Sapa (3S) pada semua insan, maka menumbuhkan situasi kondusif.
Kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat Negara dan juga wakil rakyat bentuk sikap tak peduli pada rakyatnya. Saya harus ngomong apa lagi dan menuliskan kalimat apa lagi jika memang faktanya demikian. Politik oligarki yang sering saya utarakan merupakan bom nuklir yang siap meledak, mampu menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat sekitarnya. Issue ini sangatlah menarik untuk dibahas, walaupun sangat menjijikan jika dipraktekan. Hanya orang yang berkantong tebal mampu mendapatkan pelayanan yang terbaik. Karena merasa dirinya berkontribusi dalam mensukseskan wakil rakyat atau pemimpin daerah tersebut. Hingga memasuki oraganisasi keagamaan dan kemasyarakatan pengaruh sang penguasa dalam mengendalikan kebijakan demi melindungi tujuan pribadinya. Umumnya organisasi masa ini mampu dihipnotis dengan anggaran yang dijanjikan. Tanpa piker panjang agar gerakan mereka terkendali, maka orang-orang kepercayaannya di pasang sebagai bemper pertahanan dari serangan luar. Memberikan ranking tertinggi yang mampu mengambil kebijakan untuk mendukung sang tokoh tersebut. Apalagi sekarang akan menuju puncak pesta demokrasi tahun 2024. Semuanya pasang badan plus strategi menggunakan jurus DUITISME.
Inilah diantara penyebab anjloknya nilai CPI Negara kita dengan berbagai manuver kebijakan dan sikap apatis yang dibangun oleh masyarakat dan para pemimpin. Maka perlu kita berikan sikap tegas dengan berani berkata “INDONESIA DARURAT KORUPSI”. Lalau apa yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat awam ini? Minimal melakukan upaya untuk mengurangi kasus kecurangan serta penyuapan seperti cerita di atas. Saya serahkan masing-masing individu saja dengan melakukan sebuah kebaikan dimulai dari diri sendiri. Sebagai ilustrasi menarik, seorang guru membiarkan diri terlambat masuk sekolah dan  asal-asalan mengajar di kelas maka ini bentuk konkrit upaya penurunan pelayanan pada masyarakat. Ketidak pedulian guru pada siswa siswi, juga variable yang mampu mengerogoti angka CPI/ IPK menjadi semakin buruk. Bagaimana sahabat baca warta ilmu? Baru menyadari jika apa yang kita lakukan tidak sengaja telah menyenggol point menjadi berkurang dan terus berkurang. Namun harapan jangan sampai seperti negara Somalia dengan angka CPI 12 dari angka 100. Maka keberanian seorang pemimpin juga rasa peduli pada rakyat mampu memberikan dobrakan serta kejutan bagi pemain hitam ini. Gubernur Jawa Tengah serta Bupati Lumajang sebagai bentuk miniature implementasi “BERANI JUJUR HEBAT”. Akhir tulisan walaupun merambat dalam memperbaiki sistim, namun tetap semangat dengan kejujuran hati dan jangan sampai meninggalkan rasa dan perasaan orang disekitar kita. Naudzubillahi min Dzalika.

1 komentar:

  1. Indonesia bebas dari korupsi hanya mimpi jika semua tak saling peduli

    BalasHapus