Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN INTEGRITAS SISWA


Penulis : SAIFUL ARIF
Pnyuluh Anti Korupsi

Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak-anak. Mulai dari sejak lahir peran orang tua terutama ayah mengumandangkan suara adzan dan Iqomah di telingah anaknya yang baru lahir. pendidikan Tauhid sudah ditanamkan sebelum nilai-nilai yang lainnya. Dasar nilai inilah yang nanti akan tumbuh kembang jika dipupuk dengan baik dan benar akan menghasilkan anak yang sholeh atau sholihah dengan dedikasi integritas yang tinggi. Maka tidak bisa kita remehkan begitu saja pendidikan keluarga ini yang merupakan pondasi dari pendidikan segala-segalanya. Setelah kekuatan pendidikan keluarga mumpuni, maka estafetnya adalah pendidikan formal yaitu di RA/TK, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA, MAK/SMK bahkan pergruan tinggi.
dalam pendidikan formal pun diharapkan adanya kompetensi guru-guru yang mengajarkan. Guru yang profesional inilah yang akan melanjutkan pendidikan keluarga tersebut menjadi lebih luas dan komprehensip lagi. Namun terkadang kita lihat dalam lingkup pendidikan formal ini masih ada guru-guru yang bersikap tidak profesional. mengajar siswa tanpa konsep dan persiapan di kelas sehingga proses kegiatan belajar mengajar menjadi asal asalan dan terkesan main-main. Prnsip masuk kelas ngomong nglao ngdul dan selesai. bagimana melakukan instrumen pengukuran siswanya tidak ada. Sikap pembiaran siswa yang melakukan pelanggaran aturan sekolah terkadang juga malas untuk mengingatkan. Kasus siswa terlambat, tidak mengerjakan PR sebagai bentuk nilai disiplin dan Tanggung awab pun tanpa di tanyakan sebab musabanya. membuang sampah sembarangan atau tidak memakai atribut seragam yang lengkap terkadang juga tidak di tegur seagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab.
Ini sangat bebahaya sekali jika kita teruskan di lingkungan pendidikan formal semacam ini. Nilai tanggung jawab serta kepedulian seorang guru sebagai pendidik yang merupakan jabatan profesional sudah tidak ada lagi. Sementara Pendidikan berbasis akhlak telah di ajarkan pada anak-anaknya oleh orang tua agar mereka menjadi insan harapan. namun, di lembaga formal justeru dilakukan pembiaran saja. Mata rantai akan terputus karena belum ada tanggung jawab penuh seorang guru. lebih-lebih jika guru itu hanya memikirkan gaji serta tunjangan saja. Apakah masih ada sikap guru yang demikian ini? pastinya jawaban adalah "IYA". tugas pokok menjadi terbengkalai dan berserakan bagai makanan di tengah halaman rumah kita. Sikap tembelegan/ selengehan sering di pertontonkan oleh mereka yang mengaku sebagi ahli dalam pendidikan.
Maka syarat keberhasilan harus ada kerja sama oleh berbagai pihak. Guru yang kurang profesional tentu dapat teguran oeh keapala Sekolah/ Madrsah. Sehingga apa yang dia lakukan terhadap anak atau lingkungann sekolah tidak terjadi lagi. Namun Jika ada kepala sekolah/madrasah tidak amanah maka tugas pengawaslah yang harus melakukan agar kepala sekolah tidak keluar rel yang menjadi tupoksinya. Maka kolaborasi antar Orang ua, Guru, Kepala Sekolah dan juga pengawas menjadi satu paket mewujudkan misi tujusn yang sama yaitu membentuk siswa yang berintegritas. maka dalam kepengurusan/struktur lembaga memaksimalkan peran komite juga wali murid dalam pengambilan kebijakan lembaga. Namun fakta tidak demikian yang kita lihat selama ini. Guru-guru yang tampil secara elegan dengan gaya kendaraan kekinian, namun kompetensi dan semangat mengajar ala BAR-BAR ngawur tak peduli dan menganggap mereka paling hebat dan benar. Tetapi minim prestasi serta kompetensi sebagi bentu implementasi dedikasi menjadi pendidik. Berapa mendali, berapa sertifikat workshop/diklat yang dipunyai sekarang? masih minim sekali.
jika kolaborasi di atas berhasil maka pembentukan karakter siswa akan tumbuh berkembang sampai dewasa hingga menjadi bagian dari masyarakat. menjadi orang yang mempunyai jiwa kepedulian, gotong royong dan tanggung Jawab terus terpatri dalam sanubari. Menjadi pemimpin harapan rakyat juga harapan bangsa menuju indonesia bebas korupsi. Indikatornya adalah penegakan hukum secara adil dan benar, Rakyat hidup makmur, pejabat dekat dengan rakyat dan amanah serta pengelolahan sumber daya alam yang tepat.

#menanglawankorupsi

0 komentar:

Posting Komentar