Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih

AKU, KAMU DAN MEREKA KUADRAN BERAPA?

AKU, KAMU DAN MEREKA KUADRAN BERAPA?
Penulis : SAIFUL ARIF



TINDAKAN KORUPSI YANG DILAKUKAN SESEORANG DENGAN BERBAGAI MACAM JENISNYA YANG NOTABENE MEREKA TAHU BAHWA ITU SALAH DAN SANGAT MELUKAI HATI BANYAK ORANG -  MASUK PADA KUADRAN BERAPA 


Tanpa aku sadari ketika membuka Kembali buku matematika, tak terasa mata menatap sebuah bidang cartesius dengan sumbu vertical dan sumbu horizontal yang saling berpotongan tegak lurus di pusat (0,0). Rupanya bidang tersebut membagi 4 daerah atau kuadran. Kuadran-kuadran tersebut adalah  kuadran I, Kuadran  II, Kuadran III dan Kuadran IV. Dalam keterangan ilmu bidang cartesius bahwa pada kuadran I mempunyai sumbu koordinat yang bernilai positif baik summbu absis dan sumbu ordinat. Sedangkan Kuadran II mempunyai sumbu absis positif dan ordinat negative. Kuadrn III justeru semua sumbu negative baik absis atu ordinat. Sementara di kuadran terakhir yaitu kuadran IV sumbu absis negaif dan ordinat yang bernilai positif. Membaca bidang ini kemudian angan ini berpikir bahwa hidup seseorang tak jauh dari penempan pada sebuah kuadran, yang mempunyai nilai minus atau plus. Sisi hitam gelqp pekat dn sisi terang benderang bgai cahaya putih di malam hari.
Manusia digolongkan menjadi 4 bagian besar yaitu golongan I manusia yang Bahagia di dunia dan Bahagia di akhirat (kuadran 1). Golongan II adalah manusia yang Bahagia di dunia nmun sengsara di akrat dan ini ciri di kuadran II. Golongan III adalah manusia yang gagal total yaitu sengsara di dunia dan sekaligus sengsara di akhirat. Demikinlah sudah menjadi ketentuannya manusia terbagi menjadi 4 kuadran dengan masing-masing kelebihan dan kekurangan.
Golongan I (Kuadran1) : tentu semua orang bercit-cita ingin mendapatkan semua kenikmatan dan kebahagiaan. Terpancar dari sebuah doa sapu jagat yaitu “…fidhunya khasanah, wafil akhirhoti .khazanah…” capaian yang didambakan oleh semua makhluk. Tetapi semua itu tidaklah mudah draihnya tanpa kerja keras dan keyakinan tinggi. Kuadran I ini biasanya ditempati oleh para ulama, kiai juga orang pilihan lainnya. Maqom yang tinggi dan sempurna adalah modal yang fundamentalis untuk meraihnya yang semuanya berada pada diriorang yang sholihin. Tidak hanya iman saja, tetapi kemampuan dalam menterjemahkan sikap hidup menjadi insan Rohmatan lil alamin bagi semua makhluk. Inilah tiket bagi orang kuadaran I.
Golongan II (Kuadran II) : Sebagian besar manusia di uji dengan harta dan benda juga wnnita dengan tahta yang mmempesona. Era millennial orang cenderung berpikir konsumtif yaitu berpikir secara duniawi dengan berlimpah-limpah harta benda mungkin dengan cara yang melanggar aturan masyarakat bahkan negara melakukan perbuatan curang seperti “KORUPSI”. Mereka puas dengan dicapainya materi yang berlimpah tanpa berpikir kebutuhan akhiratnya. Senang dipandang sebagai hartawan daripada sebagai seorang yang ‘Aliman. Pola piker orang kuadran II ini aalah sebatas ujung sendok makan. Segala daya dan upaya merekah curahkan demi kebahagiaan dunia saja tanpa tahu tentang keadaan manusia  sekiitarnaya.
Golongan IIII (Kuadran III) : mungkin semua orang tidaklah menginginkan hidup posisi di kuadran ini yang tanpa ada kebahagiaan dalam hidupnya. Baik dunia maupun akhirat. Hidup selalu lupa perintah sang Kholiknya dengan segala upaya menjalankan kewajibanya. Mereka terjebak oleh hukum alam bahwa segala tindakan negative akan mendapatkan balasan secara langsung di dunia. Mencuri, merampok, membunuh, mabuk dan lain sebagainya. Dampak massive pada hidupnya adalah selalu kebingunan, selalu resah, was-was dan mudah marah. Aura hitam pekat menyelimuti setiap sisi wajah dan hatinya. Mungkin ini ciri dari nasib orang-orang yang tiada beriman kepada Allah SWT.
Golongan IV (Kuadran IV) : Mereka adalah orang yang selalu pasrah hidupnya kepada sang pencipta. Totalitas umur didedikasikan untuk beribadah dalam mencapai  ridho-Nya. Mereka tak peduli akanmendapatkan apa di dunia ini dan yang pasti mereka tetap bekerja sebagai prasyarat hidup  di duia. Bekerjja diatas namakan sebagai nilai ibadah dengan pendapatan berapa pun dan apa pun diterima dengan muka senyum. Orang ahli ibadah tanpa mau menceritakan nilai ibadah kepada manusia lainnya hanya ingin sanjungan sebagai bentuk rasa kepuasan. Pribadi seperti ini jauh sekali dari ciri orang kuadran IV yang hanya selalu ingat akhirat tanpa mau memberikan porsi lebih dari yang lainnya. Hati dan rasa selalu tertambat pada sang junjungan serta kekasih yang selalu mencerahkan hati.
Maka kita sekarang berpikir pada posisi manakah diri kita ini? apakah di sector kuadaran I, II, III dan IV. Tentu yang bisa menjawab anda semuanya dan bisa merasakan dampak prilaku yang kita lakukan di masyrakat selama ini. Mmenjadi pribadi yang selalu memberikan CONTOH yang baik atau justeru menjadi pibadi yang selalu MEMERINTAH bagi yang lainnya. Sebagian besar di up date status kebanyakan orang selalu MEMERINTAH dari pada memberin meberikan CONTOH. Bangun malam akan melakukan sholat tahajud, bbukan air wudhu yang diambil, namun ap date status HP dan mengajak ayo bangun…lakukan sholat tahajud dan jangan biarkan sepertiga malammu kelewatan. Sepintas memang baik dan bagus, namun jika diukur dari ilmu hati tentu ini perbuatan Riya’ menunjukan seolah-olah diri paling hebat yang selalu sholat tahajud. Oleh karena itu jangan pernah memerintah apalagi mengajak ke halhal kebaikan, tetapi CERITAKANLAH bahwa JIK KTA BERBUAT BAIK betapa nikmat dan dapat mendatangkan ketenanan hati.
Semoga coretan singkat ini tentang filosopi bidang cartesius dalam implementasi kehidupan memberikan pencerahan dalam pengetahuan dan juga hati kita. Namun saya juga sadar bahwa diatas pertalite masih ada pertamax. Mohon ma’af jika ada kalima yang salah dan dianggap kasar.

#salamintegritas
#mastersayberaksi

0 komentar:

Posting Komentar