Penulis
SAIFUL ARIF
smart warta ilmu
Pada umumnya seorang guru telah melakukan persiapan-persiapan
sebelum proses belajar mengajar dimulai, mulai dari persiapan rencana program
pembelajaran (RPP) yang dibuat dengan berbagai strategi yang handal. Perubahan
demi perubahan kurikulum seolah-olah menunjukkan bahwa pembelajaran di dalam
kelas mengalami dinamika sosial. sehingga perlu kiranya menyesuaikan dengan
keadaan setempat atau berpedoman kearifan lokal. Oleh karena itu guru
diharuskan memahami konsep pembuatan RPP yang nantinya mampu menggugah semangat
dan motivasi siswa-siswinya.
Pemahaman konsep pembuatan RPP ini sebenarnya sudah banyak diulas
dan dibahas melaluhi kompetensi dasar dan indikator pencapaian setelah siswa
melakukan proses belajar mengajar. Namun, kadang banyak pendidik yang masih
belum mampu mengimplementasikan maupun mempresentasikan nilai apa saja yang
harus ditanamkan ke dalam diri karakter siswa dengan melakukan pembelajaran
secara interaktif dan berbasis proyek. Lihat pada format kurikulum 2013 (K13)
pada pencapaian KI.1 dan KI.2 yaitu penanaman jiwa relegius yang harus dicapai
siswa. Ini yang kami sebut sebagai nilai-nilai kandungan Al-qur'an mengajak siswa
untuk selalu bertaqwa dan beriman dengan yang sebenar-benarnya. Untuk mengukur
hasil pencapaian ini bisa dilakukan dengan pemberian proyek secara berkelompok
pada siswa. Guru mengamati terjadinya dinamika yang sedang berjalan di dalam
proses siswa menuju sebuah penemuan hasil. Nilai-nilai relegius secara Qur'ani
ini tentu dapat dilihat secara nyata dengan mempersiapan rubrik penilaian yang
terukur. Sambil menyisipkan nilai-nilai anti korupsi seperti : Jujur, Adil,
Tanggungjawab, Kerja Keras, Gotong royong, Percaya diri dsb.
Sementara nilai-nilai yang terkandung di dalam KI.3 dan KI.4 yaitu
sebuah pencapaian kompetensi siswa dari penjabaran standar kompetensi. Tentu
ini jika indikatornya berhasil maka anak bisa melakukan publikasi dan eksploitasi
maupun eksplorasi dalam pengembangan selanjutnya. Maksud dapat mempublikasikan
adalah siswa mampu menjawab tantangan-tantangan dari pendidik dalam
menyelesaikan problem solving dengan menjelaskan kepada teman sejawat di depan
kelas tentang sebuah persoalan. Hal demikian ini yang kemudian penulis sebut
sebagai "Koran". Pengetahuan yang telah dicapai secara komprehensip
dapat menimbulkan keingin tahuan siswa tentang persoalan lain yang mungkin
siswa lain belum bisa menyelesaikan. Inilah bentuk peluang masa depan yang
cerdas dan tanggap terhadap kesempatan-kesempatan dalam bentuk persoalan baru
yang dapat mengantar siswa ke pintu kesuksesan.
Oleh karena itu dibutuhkan evaluasi guru dapat mengintegrasikan
materi yang ada dengan nilai-nilai qur'ani, koran dan peluang. Memang tidak
mudah mengangkat tema pembelajaran kelas dalam kasus keagaaman dan sosial
masyarakat. Namun, jika pendidik (guru) ingin mecetak generasi muda yang handal
maka harus cara demikian itu salah satunya harus diterapkan secara
sungguh-sungguh kepada semua siswa. Pembuatan RPP yang tidak hanya copy
dan paste tentu akan mendapatkan model sesuai kondisi lingkungan yang
ada dengan menggunakan prinsip kearifan lokal. Metode atau cara penyampaian
yang adem dan menyentuh nilai psikologi siswa. Teori penjumlahan dalam
matematika bisa kita terapkan dengan kebersamaan atau tali sillaturohim untuk
menguatkan dan melipat gandakan pahala. Selain itu juga menimbulkan nilai
kegotong royongan dan percaya diri. Sehingga kasus demikian akan semakin bisa
memberikan pemahaman pada siswa didik.
Diupayakan semua materi yang akan tersampikan dikaitkan dengan
kandungan Al-Qur'an sekaligus pemahaman konsep yang akhirnya bisa menterjemahkan
sebuh peluang dalam kehidupan dimasa yang akan datang. Tahapan-tahapan dalam
penyususnan RPP harus disusun secara cermat dan obyektif. Melakukan do'a
bersama pendidik dengan semua siswa juga merupakan bagian sikap yang qur'ani.
Hendaknya dalam kegiatan inti selalu diupayakan siswa melakukan project yang
melibatkan semua aktivis dalam kelas. Tujuannya adalah mengukur ketercapaian
dalam sisi koran dan peluang. Memberikan kesempatan pada siswa secara luas akan
membangun opini maupun daya pikir spektakuler siswa karena merasa diberikan
ruang untuk mengekspresikan diri guna menggali potensi dan membaca peluang.
Dengan menerapkan sistem K13 secara sungguh-sungguh dan membuat
istrumen ukur yang sesuai dengan siswa juga lingkungan akan menghasilkan
kemampuan siswa yang luar biasa. Sebab K13 menurut hemat penulis adalah sebuah
sekenario pembelajaran tanpa batas bahkan sampai menembus batas. Hampir semua
sektor ingin dicapai secara maksimal. Tentu guru yang hanya sebagai fasilitator
akan sedikit dimanjakan tanpa harus kerja keras, tetapi justeru sebaliknya
siswalah yang harus menggali potensi dirinya agar menjadi pribadi yang Qur'ani,
Koran dan Peluang. Amin
0 komentar:
Posting Komentar