Perkembangan ekonomi di setiap negara memang
berbeda-beda. Hal ini mungkin sebagai acuan pembanding keberhasilan pertumbuhan
ekonomi. Mungkin dengan mendongkrak setiap unit sektor perdagangan (Trader)
dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Tentunya tidak
mudah karena banyak variabel yang mempengaruhi antara lain: sumber daya manusia
(SDM), sumber daya alam (SDA), Modal (Capital) dan Faktor-faktor produksi
lainnya. Namun jika kita memacu dari sisi manusianya yang sekarang ini dituntut
mempunyai kompetensi disetiap bidang masing-masing, apalagi sebagai tantangan
ekonomi asia (MEA) awal 2015 yang lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus
perdagangan Indonesia pada Juli sangat tinggi sebesar US$ 1,33 miliar. Capaian
ini termasuk memecahkan rekor dalam 19 bulan terakhir atau sejak Januari 2014.
"Surplus di bulan Juli terbesar dikarenakan penurunan impor yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan ekspor. Sehingga muncul surplus," kata
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono di kantor BPS. BPS mencatat
Ekspor Juli US$11,41 miliar dibandingkan dengan Juni turun 15,53%. Sedangkan
impor pada Juli 2015 tercatat US$ 10,08 miliar atau turun 22,36% dibandingkan
Juni 2015. "Penurunan ekspor dan impor dikarenakan faktor global
mempengaruhi volume ekspor. Tidak hanya negara kita, tapi juga tetangga.
Terutama karena nilai tukar, ini sehingga mempengaruh harga barang lain,"
katanya. "Penurunan juga terjadi karena harga jenis komoditas, terutama untuk
ekspor. Kita masih bersyukur bahwa penurunan ekspor lebih lambat dibandingkan
impor," katanya.
Menurutnya bila kondisi nilai ekspor terus di
atas impor, karena ada penurunan impor, karena faktor kurs rupiah yang melemah,
maka kondisi surplus perdagangan akan berlanjut. "Kalau kondisinya terus
begitu, surplus akan terus meningkat,". Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2015 surplus US$ 1,33 miliar.
Hal terjadi karena ekspor tercatat US$ 11,41 miliar, sedangkan impornya lebih rendah
yaitu US$ 10,08 miliar. BPS juga mencatat surplus neraca perdagangan secara
akumulasi Januari-Juli 2015 mencapai US$ 5,73 miliar "Ini adalah capaian
surplus yang luar biasa, terbesar sejak Januari 2014 atau 19 bulan yang
lalu,".
0 komentar:
Posting Komentar