KONGRES TIKUS MELAWAN KEZALIMAN KUCING
CERITA UNTUK PARA KOMENTATOR)
Karena merasa terancam dan tidak mampu melawan, tikus pun merapatkan barisan untuk menghadang hegomoni kucing yang semena-mena. Para ahli strategi dari kalangan tikus berkumpul dan dipimpin langsung oleh tikus yg bersekolah tinggi semacam doktorlah kalau mereka manusia. Berbagai usulan ditolak karena dianggap tidak relevant utk mengalahkan kucing. Tiba-tiba tikus setengah baya yang banyak pengalaman berpolitik dan sudah malang melintang dlm urusan politik dan segala kebohongannya angkat bicara!
Usul pak," menurut saya tidak ada cara yg lebih aman dari serangan tikus kecuali kita menghindar dari kucing saja. Tidak perlu kita lawan karena memang kita tidak sebanding dengan kucing yg jauh lebih kuat dan lebih besar. Kita hanya bisa mengalungkan lonceng, agar jika kucing itu datang kita dapat mendeteksi dan kita semua bisa masuk dlm lubang yang aman tanpa korban. Peserta kongres pun bertepuk tangan krn ide brilliant sang pemikir ini, para penakut yg tak mau ambil resiko dari kalangan tikus pun merasa lebih nyaman dgn ide ini. Pemimpin rapat langsung mengetok palu tanda setuju. Tikus-tikus itu pun ramai mengambil gambar bersama dgn si empunya usul yg cemerlang itu. Alangkah bangganya tikus tua yg merasa paling intelek dan pintar. Tiba-tiba seekor tikus bertanya kepadanya,"SIAPA YANG AKAN MENGALUNGKAN LONCENG ITU KE LEHER KUCING PAK TIK?”
Diapun diam dengan wajah memerah malu karena ternyata dia hanya bisa berkomentar namun tidak bisa berbuat apa2. Ketika orang sudah banyak menghujat. Ketika mereka hanya sekedar bicara dan mengkritisi dengan dalih bangun opini public. Justeru mereka lupa bahwa merekalah sebenarx kerikil" penghancur sendi" kehidupan. Mereka hanya bisa berkoar bagai cerobong sabg kereta malam tanpa mampu untuk membuat gebrakan solusi. Jika kemunafikan sudah menjadi pakaian jati diri. Lalu mau dibawah kemana kereta lembaga pendidikan ini. Bukan menjadi dan berusaha ciptakan problem solver namun justeru menjadi trouble maker. Subhanallah....
Maka bangkitlah para pejuang yg hatinya penuh dgn ghiroh membela kemurnian agama, dgn segala cara dan segala resiko, pejuang yg tak pernah mengemis dukungan dari siapapun. Salah satu yang menonjol adalah mereka yg mempunyai komitmen terhadap perkembangan lembaganya dari pada hanya sekedar cari sensasi hidup agar kelihatan cantik melaluhi cermin kemunafikannya. Mereka itu tlah membuktikan perjuagan ini bukan hanya berkomentar, sepak terjangnya jelas tidak takut cacian para pencaci, keluar masuk penjara demi kebenaran. Semoga Allah menjaga sang pejuang sejati dan siapapun yg masih punya ghiroh pada lembaga pendidikan di bumi pertiwi ini. Adapun para komentator pencari aman dlm setiap langkah pastilah ada, bicara akhlaq dan dia tidak mampu membedakan antara akhlaq dan hilangnya harga diri, menganggap perjuangan melawan kebatilan adalah konyol, semua itu adalah cara berpikir tikus yg hidupnya dihabiskan untuk berkomentar tanpa berjuang.
إذا اراد اللّٰه بقومٍ سُوْءًا اعطاهم الجَدل ومنعهُم العملَ
Jika Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum, maka Allah berikan pada mereka keahlian berbicara dan ketidakmampuan utk berbuat. Ikutlah berjuang bukan hanya berkomentar atau diamlah dirumah jangan menjadi penghalang para pejuang yang ingin menjaga anak negeri dari para perusak dengan topeng guru yang dekil dan menjijikan.
salam pak say >>>>
0 komentar:
Posting Komentar