Kedisiplinan amat diperlukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang
kondusif. Para penanggugjawab pendidikan wajib
membangun kedisiplinan di lembaga yang ia kelola.
Di MMU, kediplinan termasuk hal yang sangat dperhatikan mengingat
terlaksananya program secara optimal serta tercapainya target KBM tidak
terlepas dari pihak-pihak terkait.ditambah lagi, dari sekian banyak murid atau
siswa, dapat dipastikan ada saja yang tidak disiplin atau bahkan cenderung
nakal.
Sebagaimana upaya menciptakan kedisipinan yang tercantum dalam ilmu
pendidikan, upaya yang dilakukan MMU dapat dibagimenjadi tiga: Preventif,
Represif dan Kuratif; walaupun istilah ini tidak tersirat secara jelas dalam
tata aturan MMU.
Upaya preventif
adalah usaha memberi pemahaman dan kesadaran terhadap murid untuk melaksanakan
tata tertib nadrasah. Memberi pemahaman bahwa tata tertib itu baik untuk
perkembangan dan keberhasilan pendidikannya di madrasah. Langkah ini
dilaksanakan utamanya oleh wali kelas dan pimpinan madrasah.
Upaya represif berkaitan dengan murid yang sudah melanggar tata tertib,
seperti absent masuk kelas atau musyawarah dating terlambat, tidak memakai
lencana, berambut atau berkuku panjang, dan lainnya. Murid-murid ini di tolong
agar tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan jalan diberi nasihat, peringatan,
atau sanksi disiplin. Langkah ini dilaksanakan utamanya oleh wali kelas, guru
fan, dan tim kelas visit.
Jika kedisiplinan murid dianggap parah, seperti absent masuk sekolah
lebih dari tiga hari, maka langkah represif ditempuh secara bertingkat: kali
pertama oleh wali kelas. Ketika upaya wali kelas tidak membuahkan hasil,
dilanjutkan oleh pimpinan madrasah, lalu Batartama, dan terakhir oleh ketua I
PPS.
Upaya kuratif adalah pembinaan dan pendampinan murid yang melanggar tat
tertib dan sudah diberi sanksi disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah
emulihan, memperbaiki dan menyembuhkan perilaku yang tidak baik. Langkah ini
dimotori oleh wali kelas.
Dari sekian upaya ini, upaya preventif lebih mendominasi system membangun
kedisiplinan di MMU. Sebab bagaimanapun, upaya pencegahan lebih baik daripada
mengobati. Di kepengurusan pendidikan madrasiyah ini bahkan telah berjalan
komunikasi rutin yang melibatkan beberapa pihak dalam menangani
persoalan-persoalan madrasah termasuk kedisiplinan murid.
Diantaranya adalah rapat kominikasi antara wali kelas dengan pimpinan MMU
yang dilakukan tiap bulan sekali dan komunikasi antara pimpinan MMU, labsoma,
Batartama, dan ketua I yang dilakukan tiap pecan sekali.
Dalam rapat komunikasi ini sudah termasuk upaya preventif guna mencegah
ketidaksiplinan murid sedini mungkin. Setiap kali ditemukan indikasi yang
mengarah pada ketidakdisiplinan, maka akan dicarikan solusi penanganannya.
Mirip seperti system virus-anti virus. Anti virus terus melakukan scanning dan updating untuk menanggulangi tersebarnya virus.
Disamping uapaya lahir, ada pula upaya batin. Tiap bulan sekali, semua
staf pengajar MMU dan LPBAA, anggota Labsoma dan Batartama serta ketua I
melaksanakan gerak batin (istighosah) bersama mendoakan murid-murid MMU menjadi
tanggung jawab bersama mereka. Gerak batin ini dilakukan tiap malam Jum’at Pon
di Masjid Jamik PPS.
Untuk kedepan, PPS menargetkan system database santri-juga murid MMU-yang
dapat diakses secara online. Dengan system ini, para wali santri/ murid dapat
melihat data prilaku keseharian, nilai ujian, dan data putranya yang lain. Sehingga
wali santri/murid juga dapat perperan aktif dalam membangun kepribadian
putranya serta meningkatkan kedidiplinan mereka. ( Fadholi Khalik/BS).
Sumber : Buletin
Sidogiri
Edisi :
66 tahun VII
Halaman : 58 - 59
0 komentar:
Posting Komentar