[JAKARTA] Pasar properti di Indonesia merupakan tujuan investasi asing yang paling diminati dibandingkan properti negara lain. Bahkan, dalam 2-3 tahun mendatang, Corporate Strategic Director Sinarmas Land Ishak Chandra memprediksi pertumbuhan sektor properti di Indonesia masih amat menjanjikan.
“Properti follow ekonomi di mana exchange rate kita terus menguat. Harga properti kita juga terus menguat dan stabilitas negara kita terjaga,” kata dia dalam media visit ke kantor harian Suara Pembaruan, Jakarta, Kamis (19/5).
Seiring dengan minat asing yang cukup tinggi ke Indonesia, maka dari itu, dia mendukung usulan Real Estat Indonesia (REI) agar masa hak pakai orang asing di sektor properti menjadi lebih lama hingga 99 tahun dari sebelumnya 70 tahun.
Sinarmas Land, kata Ishak, saat ini memiliki cadangan tanah (landbank) terbesar dengan luasan 9.000-11.000 hektare. Di mana, landbank terbanyak berada di kawasan Serpong.
Di sisi lain, 6.000 hektare yang dimiliki Sinarmas Land telah memiliki license yang mana 1.800 hektare sudah dibangun sejak tahun 1989. “Baru bangun dua pertiga, habisnya bisa 40 hingga 50 tahun lagi,” ungkapnya.
Adapun, saat ini, lokasi bukanlah salah satu hal yang penting dalam memilih investasi di sektor perumahan. Pasalnya, harga rumah yang berada di Grogol yang notabene merupakan kawasan strategis pertumbuhan harganya kalah dengan wilayah Serpong yang berada di pinggiran Jakarta. “Akses yang paling utama dan kedua itu lihat siapa yang bangunnya,” ucap Ishak
sumber : suara pembaharuan
Sinarmas Land, kata Ishak, saat ini memiliki cadangan tanah (landbank) terbesar dengan luasan 9.000-11.000 hektare. Di mana, landbank terbanyak berada di kawasan Serpong.
Di sisi lain, 6.000 hektare yang dimiliki Sinarmas Land telah memiliki license yang mana 1.800 hektare sudah dibangun sejak tahun 1989. “Baru bangun dua pertiga, habisnya bisa 40 hingga 50 tahun lagi,” ungkapnya.
Adapun, saat ini, lokasi bukanlah salah satu hal yang penting dalam memilih investasi di sektor perumahan. Pasalnya, harga rumah yang berada di Grogol yang notabene merupakan kawasan strategis pertumbuhan harganya kalah dengan wilayah Serpong yang berada di pinggiran Jakarta. “Akses yang paling utama dan kedua itu lihat siapa yang bangunnya,” ucap Ishak
sumber : suara pembaharuan
0 komentar:
Posting Komentar