Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih

SOSIOLOGI : FEMIMINISME (Part IV)

Dalam pengertian tertentu, dimanapun pasti terdapat perspektif feminis. Ketika perempuan tersubordinasi – dan selama ini mereka nyaris telah tersuboedinasi – tampaknya mereka akan menyadari dan memprotes situasi tersebut dengan beberapa cara (Lerner, 1993). Kendati pendahulu feminimime dapat dilacak sampai tahun 1960-an, puncak aktivitas dan tulisan femienisme terjadi dalam gerakan pembebasan sejarah Barat modern: ledakan karya-karya feminisme pertama terjadi pada setahun 1780-an dengan sejumlah debat seputar revolusi Amerika dan Perancis; upaya yang jauh lebih terorganisasi dan terfokus pada tahun 1850-an sebagai bagaian dari mobilisasibesar-besaran memperjuangkan hak pilih perempuan dan legislasi reformasi industri dan sipil pada awal abad ke-20, khususnya era progresif di Amirika Serikat.
Semua itu berdampak pada perkembangan sosiologi, khususnya karya perempuan yang ada di dalam, atau yang disosialisakan dengan bidang ini – Harriet Martineau, Carlotte Perkins Gilman, Jane Addam, Florence Kelly, Anna Julia, Cooper, Ida Wells-Barnett Marianne Weber, dan Beatrice Potter Webb, hanya untuk menyebut sebagaian diantaranya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu karya mereka terdorongkepinggir profesi ini, dianeksasi dan dikesampingkan, atau dihapus dari catatan public sosiologi oleh sejumlah laki-laki yang mengorganisasi sosiologi sebagai basis kekuasaan profesionalisme. Perhatian feminisme hanya ditempatkan di pinggiran sosiologi, pada karya teoritis laki-laki pinggiran atau teoritis perempuan yang semakin terpinggirkan. Tokoh-tokoh pria yang menempati dalam profesi ini – mulai dari Spencer, sampai pada Weber dan Durkheim – memberikan tanggapan yang pada dasarnya konservatif terhadap argument feminis di sekitarnya, menjadikan isu gender sebagai topic remeh yang lebih mereka tanggapi secara konvensional dari ada secara kritis dala bidang yag mereka sebut dan promosikan diuka umum sebagai sosiologi. Mereka bahkan tetap menaggapi dengan seperti ini walaupun para perempuan teori sosiologi secara signifikan. Sejarah politik gender dalam profesi ini, yang juga merupakan bagian dari sejarah respon laki-laki terhadap klaim kaum feminis, baru akhir-akhir ini saja ditulis.


0 komentar:

Posting Komentar