Sebaiknya guru terfokus untuk
membekali siswa dengan berbagai kemampuan numerasi, literasi dan karakter siswa.
Mungkin ini awal kalimat yang akan saya sampaikan untuk membuka wacana dan
cakrawala baru dalam system pembelajaran masa depan. Kebebasan dan kemerdekaan
belajar telah di depan pintu mata kita dan segera mungkin untuk direalisasikan
pada generasi muuda di setiap sudut Lembaga Pendidikan. Guru yang menjadi
tonggak utama keberhasilan ini harus diperhatikan secara konsisten dan
komprehensip. Tidak ada alasan lagi bagi guru yang merasa ribet dan
bertele-tele secara administraif sekolah. Seperti pembuatan Rencana Program Pembelajaran
(RPP) dengan segala keruwetan isinya hingga kadang-kadang guru malas untuk
mengimplementasikannya di dalam kelas karena banyak kendala secar realnya.
Dengan system AKM (Assesmen Kompetensi
minimal) dan SK (survey Kompentensi) tidak ada alasan lagi untuk memberikan
kesempatan seluas-luasnya sekaligus semaksimal mengembangkan kemapuan perpikir
dn bernalar baik dari sisi siswa maupun pendidik. Ujian yang dilakukan oleh
guru dan siswa tentang AKM adalah bentuk pengalian kognitif sementara yang akan
dievaluasi oleh pemerintah melaluhi kementerian Pendidikan lanjutan di 2021
mendatang. UN dan UASBN sudah tidak diberlakukan kembali di sekolah atau
dimadrasah pada 021 mendatang. Namun AKM dan SK sebagai pengganti diharapkan
dapat mengevaluasi kompetensi dan arakter sisiwa demi memenuhi kebutuhan mendatang.
Dengan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang
Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan indikasi bagi guru
untuk lebih menyederhanan secara administrasi agar dalam pelakanaan di kelas
lebih dipermudah dan terkesan sederhana. Selain merubah
administrasi, guru juga diwajibkan untuk ikut uji AKM dan SK yang telah terjadwal
secara nasional. Sebagai contoh lembaga MTs. Sunan Ampel Kraton secara serempak
melakukan kegiatan ujian tersebut. Pelaksanaan dilakukan di ruang laboratorium
komputer setempat dengan diikuti lebih dari 20 seorang guru dari semua maa
pelajaran. Ujian dimulai pukul 10.30 WIB hingga selesai dengan berbagai macam
jenis peranyaan yang terbagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama soal tentang kemampuan
numerial dan sesi kedua tentang literasi (bahasa). Ujian ini hanya bersifat
mengevaluasi sejauh mana kemampuan guru dalam bernalar menyelesaikan ujian yang
telah diberikan batas waktu pengerjaan 30 menit secara countdown.
Pendidik tidak hanya terfokus pada literasi numerasi namun juga 5 Literasi dasar lainnya diantaranya: literasi baca tulis, literasi sains, literasi digital, literasi finansial dan literasi budaya kewarganegaraan.Kesemua literasi dasar tersebut merupakan bagian dari kecakapan abad XXI,bersama dengan kompetensi dan karakter akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat.
BalasHapusMemang demikian Ibu guru Santi, namun Kompetensi tersebut telah disedehanakan kembali seperti sains, digital dan finansial menjadi kemapuan numerasi (matematika).
Hapus