Ide Pokok merkantilisme sebagai berikut.
- Suatu negara/raja akan kaya/makmur dan kuat bila ekspor lebih besar daripada impor (X >M).
- Ekspor Neto (Selisih X-M) tersebut diselesaikan dengan pemasukan logam mulia ( LM ) terutama emas dan perak dari LN. Semakin besar selisih X-M semakin banyak LM yang dimiliki atau diperoleh dari LN.
LM yang banyak digunakan oleh raja untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.
Kebijakan ”Merkantilisme”
- Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali LM.
- Mengurangi/membatasi impor dengan ketat, kecuali LM.
Kritik David Hume runtuk Merkantilisme
Dengan X > M maka LM akan naik, raja akan kaya. Pada waktu itu LM digunakan untuk alat pembayaran, hal ini akan menyebabkan jumlah uang yang beredar semakin banyak, bila hal ini tidak diimbangi jumlah produksi maka akan menyebabkan harga barang ekspor naik sehingga kwantitas ekspor akan menurun. Terjadinya inflasi juga akan menyebabkan harga barang impor rendah sehingga kuantitas import akan meningkat.
Perkembangan ini akan menyebabkan X < M sehingga akhirnya LM akan menurun atau berkurang, dengan berkurangnya LM maka berarti negara/raja menjadi miskin karena LM identik dengan kemakmuran. Dengan adanya kritikDavid Humer ini, maka teori merkantilisme dianggap tidak relevan, sehingga muncullah teori klasik absolut advantage (keunggulan mutlak) dari Adam Smith. Sebagai kesimpulan, menurut teori klasik Adam Smith, negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional (gain from trade) bila : a. Terdapat free trade(perdagangan bebas). b. Melakukan spesialisasi berdasarkan keunggulan absolut (absolut adventage) yang dimiliki.
0 komentar:
Posting Komentar