Pelajaran Matematika banyak dirasakan oleh sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang sulit. Banyak kita lihat siswa merasa pusing dengan matematika karena banyak hitungan dan rumus yang harus dihafalkan. Dengan metode ceramah (metode yang paling banyak digunakan) oleh guru banyak siswa yang tidak bisa lagi mengikuti “jalan ceritanya”, karena banyak istilah maupun simbol yang tidak lagi dimengertinya. Karena merasakan sulitnya mata pelajaran itu, kadang siswa merasa tidak mampu berbuat apa-apa terhadap matematika, bahkan mungkin minder dan frustasi. Ditambah gaya mengajar guru yang kurang bersahabat akan menjadikan mata pelajaran ini menakutkan.
Dalam sejarahnya (kebetulan penulis mengajar Matematika), matematika merupakan hasil olah pikir manusia, bukan sesuatu yang turun dari langit. Materi matematika yang dipelajari sekarang ini merupakan hasil pemikiran manusia yang telah berevolusi selama berabad-abad dan dari generasi ke generasi. Materi matematika yang disampaikan dalam buku teks matematika sudah merupakan “barang jadi” yang pada umumnya dengan pendekatan deduktif. Sebagai akibatnya kalau dipelajari begitu saja, akan dijumpai fakta-fakta yang harus diterima dan dalil-dalil yang harus dibuktikan. Sejarah matematika memperlihatkan bahwa matematika berawal dari masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipecahkan. Masalah masih diberikan dalam bentuk lisan maupun tulisan uraian. Berbagai strategi cara penyelesaian beserta penjelasan atau argumennya diajukan. Dalam penyelesaian masalah itupun kebanyakan masih melibatkan deskripsi dengan kata-kata.
Selanjutnya baru berkembang menggunakan gambar-gambar untuk merepresentasikan gagasan. Selanjutnya baru berkembang penggunaan simbol-simbol. Penulisan variabel misalnya, pada awalnya juga masih menggunakan kata-kata, kemudian gambar, dan selanjutnya menggunakan huruf-huruf. Simbol-simbol matematika yang standar sekarang ini juga didorong oleh penemuan mesin cetak, di mana dibutuhkan penulisan simbol yang sederhana dan dapat diterima secara luas.
Matematika sebagai suatu ilmu yang bersifat deduktif-aksiomatis, merupakan karya matematikawan dalam usahanya menjadikan matematika sebagai suatu yang rigour (tertib dan benar sebagai suatu sistem). Bagaimana proses kreatif dan aktifitas sesungguhnya yang ilakukan matematikawan biasanya tidak dimunculkan dalam karyanya. Sebagai akibatnya sangatlah wajar bila banyak siswa yang sukar menerima atau dapat menerima tapi kurang bermakna (meaningful)
download artikelnya di sini
0 komentar:
Posting Komentar