Sekarang mari kita Iihat bagaimana sebuah perusahaan, misalkan saja perusahaan perkebunan apel, memutuskan berapa banyak kuantitas tenaga kerja yang hendak dimintanya. Perusaham ini memiliki sebidang perkebunan apel yang dapat dipanen setiap minggu sehingga setiap minggu pula perusahaan harus memutuskan berapa banyak pekerja yang perlu direkrutnya untuk memanen apel tersebut. Setelah keputusan rekrutmen diambil, para pekerja akan diminta memetik apel sebanyak mungkin. Perusahaan lalu menjual apel tersebut, membayar upah para pekerja, dan menyimpan sisa hasil penjualannya sebagai laba.
Ada dua asumsi yang perlu kita buat berkenaan dengan perusahaan ini. Pertama, kita asumsikan saja bahwa perusahaan tersebut adalah sebuah perusahaan kompetitif di pasar apel (di mana ia bertindak sebagai penjual), dan juga di pasar tenaga kerja (di mana ia bertindak sebagai pembeli). Sebuah perusahaan kompetitif adalah penerima harga (sekadar menerima harga pasar, dan tidak dapat mengubahnya). Karena. terdapat banyak perusahaan yang sama-sama menjual apel dan sama-sama memerlukan tenaga pemetik apel, dan sehap perusahaan relatif sangat kecil dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan, maka masing-masing perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga apel maupun tingkat upah para. pemetik apel. Hal yang dapat ditentukan sendiri oleh perusahaan adalah berapa banyak pekerja yang hendak direkrutnya, dan berapa banyak apel yang akan dijuaInya.
Kedua, kita asumsikan pula bahwa perusahaan itu selalu berusaha memaksimalkan laba. Karenanya, berapa banyak pekerja yang terekrut dan berapa banyak apel. yang terjual tidak menjadi masalah baginya. Satu-satunya hal yang senantiasa ia perhatikan adalah berapa banyak laba yang bisa diperolehnya. Laba itu sendiri sama dengan pendapatan total (hasil penjualan ape]) dikurangi biaya produksi (upah bagi para pemetik). Penawaran apel dan permintam tenaga kerja dari perusahaan tersebut diturunkan atau diderivasikan dari tujuan pokoknya itu, yakni maksimalisasi laba.
0 komentar:
Posting Komentar