1. Hubungan antara Filsafat dan Pendidikan
Pada pembahasan terdahulu telah dijelaskan tentan cabang-cabang filsafat yang mencakup logika, ontologi, epis temologi, aksiologi, dan estetika. Kalau hal ini dikaitkan dengan. pendidikan, maka akan nampak urgensi filsafat dalam. merumuskan dan mengembangkan pendidikan serta menjawal persoalan-persoalan fundamental dalam pendidikan. Metafisika (ontologi) yang mengkaji hal-hal di balik dunia fisik, dalam hal ini, dapat memberikan dasar-dasar pemikiran tentang cita-cita pendidikan. Epistemologi memberikan landasan pemikiran mengenai kurikulum, aksiologi mengenai masalah nilai dan kesusilaan, sedangkan logika memberikan landasan pikiran mengenai pengembangan pendiclikan kecerdasan. Hubungan filsafat dengan pendidikan dapat juga dilihat dcngan mengidentifikasi pendekatan yang ada dalam filsafat kemudian dikaitkan dengan pendidikan. Pendekatan itu adalah spekulatif, preskriptif, dan analitis. Pendekatan spekulatif berarti memikirkan secara sistematis tentang segala sesuatu yang ada. Ini terclorong oleh daya manusia yang ingin melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Dalam bidang pendidikan, pendekatan ini diterapkan untuk menjelaskan konsepsi tentang
kenyataan. Misalnya, mengenai pengertian clasar manusia menurut filsafat antropologi, mengenai pengertian pendidikan, sekolah, pendidik, anak didik, dan sebagainya. Pendekatan preskriptif adalah upaya untuk menyusun standar pengukuran tingkah laku, nilai, dan sebagainya, termasuk di dalamnya untuk menemukan mana yang disebut baik, benar, dn salah. Pendekatan ini diperlukan, misalnya untuk penyusunan konsepsi tentang pencliclikan kesusilaan. Dalam hal ini, etika sebagai filsafat nilai tentang tingkah laku Manusia dpat memberikan kriteria tentang tingkah laku itu. Nilai baik dan buruk selain perlu diketahui peserta didik juga perlu diikuti oleh kesadaran mental tentang kesukaannya pada yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Sementara itu, pendekatan analitis berusaha untuk mengenali makna sesuatu dengan mengadakan analisis kata-kata khususnya, dan bahasa pada umumnya. Dalam bidang pendidikan, pendekatan ini perlu dilakukan mengingat sejumlah konsepsi dalam pendidikan membutuhkan kejelasan. Misalnya, telaah tentang makna kebebasan mimbar, kesamaan dalarn kesempatan, dan sebagainya.
2. Filsafat Pendidikan
Untuk memahami apa yang dinamakan dengan filsafat pendidikan itu ada baiknya kalau kita melihat dulu kerangka filsafat pendidikan sebagai sistem. Lalu dari sini ditarik kepada pengertian filsafat pendidikan Itu sendiri. Sebagai suatu sistem filsafat pendidikan dapat dipetakan ke dalam dua wilaya. Pertama, sistematika berdasarkan pemikiran para tokoh yang bersangkutan, seperti J. J. Rosseau dan John Dewey, atau menurut aliran-aliran filsafat yang ada, seperti realisme naturalisme, pragmatisme, fenomenologi, dan structuralism yang tentunya sernua ahran ini mempunyai sistern-sistem pemikirannya yang khas. Dalarn hal ini, filsafat pendidik menjadi sernacarn telaah atas pemikiran tokoh pendidikan atau afiran-afiran filsafat tertentu untuk dicari implikasinya dalam aspek-aspek pendidikan. Filsafat pendidikan semacam ini merupakan cara pendekatan terhadap masalah pendidikan
Filsafat pendiclikan sebagai penentu arah dan pedomar untu-k apa pendidikan itu. Asas ini tersimpul dalam tujuar pendidikan, jenis masyarakat apa yang ideal yang akan kit, bina, khususnya norma moral yanig bagaimana sebaiknya yanj manusia cita-citakan. Bagaimana filsafat pendidikan memberi kan norma dan pertimbangan bagi kenyataan-kenyataat normatif dan kenyataan-kenyataan ilmiah yang pada akhirny membentuk kebudayaan.
3. Fungsi kritik
Filsafat pendidikan memberi dasar bagi pengertian kritis rasional dalam mempertimbangkan dan menafsirkan data-dat: ilmiah, misalnya data pengukuran analisa evaluasi baik kepri badian maupun prestasi. Fungsi kritik berarti pula analisis daj komparasi atas sesuatu untuk mendapatkan kesimpula seperti bagaimana menetapkan klasifikasi prestasi atau per capaian itu secara tepat dengan data-data obyektif Selain in juga untuk menetapkan asurnsi atau hipotesa yang lebih rez sonable. Dalam hal ini, filsafat harus kompeten mengata, kelemahan-kelemahan yang ditemukan oleh bidang ilmiah. melengkapinya dengan data dan argumentasi yang tidak di a patkan dari data ilmiah.
4. Fungsi teori bagi praktik
Semua ide, konsepsi, analisa dan kesimpulan-kesimpula filsafat pendidikan adalah berfungsi sebagai teori. Teori if adalah dasar bagi pelaksanaan atau praktik pendidikan. Filsafat memberikan prinsip-prinsip umum bagi suatu praktik
5. Fungsi integratif
Mengingat fungsi filsafat pendidikan sebagai asas ker hanian atau rohnya pendidikan, maka fungsi integratif da filsafat pendidikan adalah wajar. Artinya, ia sebagai pema fungsional semua nilai dan asas normatif dalam ilmu kependidikan
0 komentar:
Posting Komentar