Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih

REFLEKSI PERISTIWA 01 JUNI 1945

Banyak peristiwa yang mewarnai perjalanan bangsa Indonesia. Mulai dari peristiwa sosial masyarakat hingga masalah kenegaraan. Peristiwa 01 Juni 1945 yaitu lahirnya istilah pancasila yang kemudian secara aklamasi di tetapkan sebagai hari Lahirnya Pancasila. Peristiwa ini sebagai tonggak dasar pembentukan karakter bangsa Indonesia. Jiwa yang dapat menjadi penggerak roda kehidupan bernegara dan berbangsa. Pancasila merupakan ideologi yang jika dibandingkan dengan ideologi negara lain masih jauh lebih mulia milik bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap silanya mencerminkan adanya sistem hirarkis dalam segi bahasanya (lughotannya). Sila pertama "Ketuhanan Yang maha Esa" mengintepretasikan sikap dan prilaku manusia Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai agama masing-masing. Sebab saya yakin bahwa munculnya sila ketuhanan ini adalah dari intisari budaya tanah air tentang adanya tuhan. Pemantapan sikap pada sila pertama ini sangat wajib untuk bisa dipahami dan dilakukan. Dalam ajaran agama islam ini yang disebut dengan habblum minallahi.
Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan makna sebagai makhluk sosial hendaknya menghormati pendapat oranga lain. Menjadi pelayan bagi rakyat dan merakyatkan raak Asasi Manusia seutuhnya walaupu dalam hal Aqidah (kepercayaan). Namun pada kenyataanya masih banyak kelompok-kelompok kecil yang secara sengaja menjadikan dalih agama untuk menghakimi suatu kelompok mnoritas guna tercapainya tujuan kelompok mereka. Mengkafir-kafirkan orang lain yang tidak sepaham,guna melegitimasi betuk kedholiman terselubung dan terorganisasi. Sikap saling asah dan asih antar semua makhluk sangat diperlukan demi terwujudnya kemakmuran. Mungkin ini salah satu bentuk "Rohmatan Lil Alamin".
Sila ketiga persatuan Indonesia memberikan pengertian bahwa sebagai bangsa yang besar jangan sampai kita di adu domba oleh sekolompok orang yang ingin menghancurkan rasa persatuan ini. Bangsa ini sudah cukup berpengalaman dalam menghadapi situasi sulit saat penjajah bercokol di bumi nusantara waktu itu.Politik devide et impera adalah bentuk kongkrit dari suramnya nilai persatuan bangsa ini. semoga ke depan bangsa ini lebih arif dalam menetukan kebijakan yang pada akhirnya membawa dampak positif melaluhi sila keempatnya sebagai manifest kemusyawaratan dan demokrasi setiap warga negaranya atas dasar mufakat. sehingga terciptalah sila ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun dalam perjalanannya masih banyak kasus penyimpangan yang dilakukan baik individu atau kelompok yang tidak mencerminkan nilai kelima sila pancasila tersebut. Maka menjadi tugas bersama memberikan nilai-nilai edukasi pada setiap lapisan masyarakat baik tingkat SD hingga perguruan tingginya. Sedangkan melaluhi lembaga pendidikan di setiap satuan apapun mengajak untuk selalu menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan di lingkungan sekolah masing-masing. Implementasi dari nilai dasar Pancasila adalah pembentukan karakter anak didik lebih manusiawi lagi dan bisa menegakkan HAM disetiap langkahnya. Guru harus sedini mungkin menanmkan founding ideologi di setiap mata pelajaran. Implikasi dari sebab tidak memahami pancasila itu apa? tentu menjadi tanggung jawab bersama-sama.
Harapan tidak ada Bullying da;am lingkungan pendidikan karena setiap siswa sudah memahami nilai persilanya. Bahwa sila pertama menjiwai sila ke 2, 3, 4 dan lima. Sedangkan sila ke 2 dijiwai sila 1 dan menjiwai sila ke 3, 4 dan lima, begitu seterusnya. Kurikulum nasional yang sudah melaluhi proses yang begitu mateng harapan dapat mencetak karakter siswa yang berjiwa pancasilaisme. Sikap positif sudah muncul dalam proses pembelajaran di kelas, walaupun guru sebagai fasilitator, namun bukan berarti guru lepas dalam hal ini.
Refleksi 01 Juni 1945 seharusnya menjadi tonggak penerus bagi founding father kita untuk di follow up dengan etikat yang baik dan jiwa nasionalisme yang tinggi. keberhasilan tokoh-tokoh dahulu seperti Ir. Soekarno, M yammin, K.H. Hasyim Asy'ari, K.H Wahid Hasyim harus diperjuangkan serius dalam arti pelaksanan secara utuh

0 komentar:

Posting Komentar