Berikan Pendapat Anda tentang WI Berikan komentar positif dan santun demi pengembangan konten yang lebih menarik serta lebih faktual dengan berita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua pada tahap selanjutnya, untuk partisipasi anda semua saya ucapkan Terimakasih

ALAT PERAGA MATEMATIKA

Sejak tahun 50-an sampai tahun 70-an tidak kurang dari 20 rangkuman penelitian penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika. Di antaranya yang paling lengkap adalah angkuman Dr. Higgins dan Dr.Suydan tahun 1976, yang antara lain menyimpulkan :
  1. Pada umumnya penelitian itu berkesimpulan bahwa pemakaian alat peraga dalam pengajaran matematika itu berhasil atau efektif dalam mendorong prestasi siswa.
  2. Sekitar 60% lawan 10% menunjukkan keberhasilan yang meyakinkan dari belajar dengan alat peraga terhadap yang tidak memakai. Besarnya persentase yang menyatakan bahwa penggunaan alat peraga itu paling tidak hasil belajarnya sama dengan yang tidak menggunakan alat peraga adalah 90%.
  3.  Manipulasi alat peraga itu penting bagi siswa SD di semua tingkatan.
  4. Ditemukan sedikit bukti bahwa manipulasi alat peraga itu hanya berhasil ditingkat yang lebih rendah.

Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, di antaranya:
  1. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya mempelajari matematika semakin besar. Anak akan terangsang, senang, tertarik, dan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
  2. Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
  3. Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam belajarnya.
  4. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
  5. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk kongkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

Alat peraga untuk menerangkan konsep matematika itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagramnya. Alat peraga yang berupa benda-benda real itu memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan benda-benda nyata itu dapat dipindah-pindahkan atau dimanipulasikan sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau buku. Karenanya untuk bentuk tulisan kita buat gambarnya atau diagramnya tetapi tetap masih memiliki kelemahan karena tidak dapat dimanipulasikan berbeda dengan benda-benda nyatanya. Alat Peraga Perkalian Model Matrik Alat peraga perkalian model matrik ini dapat dibuat dari papan atau triplek dan bisa pula dari kertas yang tebal. Kemudian dibuat kolom-kolom seperti matrik.
Selanjutnya alat peraga ini dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa ditempeli angkaangka. Untuk lebih jelas lagi model alat peraga yang dimaksud tergambar seperti berikut:

Keterangan:
  • Kolom 1,2,3,4,5,6,7 merupakan tempat bilangan yang akan dikalikan.
  • Kolom 8 adalah hasil kali kolom 1 dan 5
  • Kolom 9 adalah hasil kali kolom 2 dan 5
  • Kolom 10 adalah hasil kali kolom 3 dan 5
  • Kolom 11 adalah hasil kali kolom 4 dan 5 dsan seterusnya
  • Kolom a,b,c,d, e, f, dan g tempat hasil akhir setelah melalui proses penjumlahan secara menyamping ke bawah menurut arah garis miring
  • Kolom X adalah kolom penunjuk opersi perkalian.
  • Untuk bilangan yang hasil kalinya hanya satu angka maka diberi nol pada angka di depannya.

Contoh: 1 X 8 = 08
Berikut ini akan disajikan contoh soal untuk perkalian dua angka Misalnya : 78 X 59

Jadi, hasil kali 78 dengan 59 = 4602
Alat peraga perkalian model matrik ini sangat cocok untuk digunakan pada siswa kelas rendah, sebab siswa akan belajar perkalian sambil bermain. Di sisi yang lain, siswa akan menghafal perkalian 1 sampai dengan sepuluh tanpa terkesan dipaksakan. Seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan alat peraga perkalian model matrik ini proses pembelajaran menjadi lebih hidup, baik dari segi
partisipasi, kecekatan maupun kegairahan dalam belajar.

Model Langkah-langkah Pembelajarannya
Penyajian program pembelajaran yang yang dapat ditempuh meliputi prosedur atau langkah-langkah antara lain kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut akan disajikan langkah-langkah pembelajaran yang bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengajar.

1. Kegiatan awal (10 menit)
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan awal ini antara lain :
  • Penyampaian tujuan pembelajaran
  • Mengadakan apersepsi yakni menjajaki tingkat pemahaman tentang perkalian bilangan satuan dengan mengajukan beberapa pertanyaan misalnya :

7 x 7 = …….
6 x 9 = …….

2. Kegiatan Inti (60menit)
Kegiatan inti pada pertemuan ini difokuskan pada pemahaman siswa tentang penggunaan alat peraga perkalian model matrik. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain :
  • Guru menerangkan cara penggunaan alat peraga perkalian model matrik yang telah dipersiapkan lebih dulu oleh guru 
  • Siswa diminta membuat satu soal perkalian dua bilangan dan menuliskannya di papan tulis. Misalnya 1534 x 678 = …….
  • Dengan bimbingan guru siswa memasukkan angka-angka ke dalam kotak kolom yang sesuai.




  • Setelah paham betul siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap anggota dari setiap kelompok akan berlomba diadu kecepatannya dalam mengerjakan soal perkalian yang soalnya dibuat oleh siswa sendiri. Ketua kelompok yang dipilih anggota oleh guru ditunjuk menjadi tutor sebelum diadakan kompetisi. Jadi, teman yang kurang paham ada kesempatan bertanya kepada tutornya.
  • Guru memilih salah satu anggota dari setiap anggota kelompok untuk berkompetisi di depan kelas sebagai wakil dari timnya. Salah seorang siswa mengukur kecepatan waktunya.
  • Hasil perolehan kemenangan ditulis di papan tulis. Kelompok mana yang paling cepat dalam mengerjakan soal?
  • Selanjutnya tampilan alat peraga perkalian model matrik bisa dipindah ke dalam buku. Murid membuat soal perkalian dalam buku untuk kemudian dikerjakan oleh teman sebangkunya.

3. Kegiatan akhir (10 menit )
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan akhir ini antara lain :
  • Refleksi kesulitan maupun kemudahan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran
  • Memberikan pekerjaan rumah pada siswa

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
  • Alat peraga matematika sangat diperlukan untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
  • Alat peraga perkalian model matrik dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran matematika yang menyenangkan.
  • Untuk siswa kelas rendah alat peraga perkalian model matrik ini sangat efektif untuk membuat anak belajar sambil bermain.

Saran-saran
Sebagai akhir dari tulisan ini penulis ingin memberikan saran-saran:
  • Setelah disadari bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling tidak disukai siswa, maka hendaklah seorang guru mampu meramu pembelajaran matematika, khususnya perkalian menjadi pembelajaran yang menarik dan disukai oleh siswa.
  • Seorang guru dituntut kreatif dan berjiwa inovatif dalam mendesain pembelajaran matematika sehingga menarik, efektif, dan efisien dengan cara manfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah.
  • Seorang guru hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan untuk menemukan formula-formula baru bagi system pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Daftar Pustaka
Ali, Muhammad.1984. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru
Darhim, dkk. Materi Pokok Pendidikan Matematika 2. Jakarta:Depdikbud
Depdikbud.1990.Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran(GBPP SD) Tahun 1994. Jakarta : Depdikbud
Depdikbud.1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:Direktorat
Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. Depdikbud. 1995. Pendidikan Matematika. Jakarta:Depdikbud
Deporter, Bobbie.2001.Quantum Learning.Bandung:MMU
Lithanta, Agus. 2003. Penggunaan Alat Peraga Perkalian Teknik John Napier sebagai Media Pembelajaran Matematika.
Moedjiono,dkk.1991. Pemilihan dan Penggunaan Media Instruksional. Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang.
Polla, Gerardus. 2001. Upaya Menciptakan Pengajaran Matematika yang Menyenangkan. Buletin Pelangi Pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar